Rabu 27 Apr 2022 16:23 WIB

Pendapatan Diproyeksi Meningkat, Saham PGAS Mendapat Rekomendasi Beli

Samuel Sekuritas merekomendasikan beli karena kinerja saham PGAS

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mendapatkan rekomendasi beli seiring dengan kinerjanya yang berpotensi positif sepanjang 2022. Pada kuartal IV 2021, PGAS membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 6,4 persen yoy menjadi Rp 11,1 triliun.
Foto: PGN
Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mendapatkan rekomendasi beli seiring dengan kinerjanya yang berpotensi positif sepanjang 2022. Pada kuartal IV 2021, PGAS membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 6,4 persen yoy menjadi Rp 11,1 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mendapatkan rekomendasi beli seiring dengan kinerjanya yang berpotensi positif sepanjang 2022. Pada kuartal IV 2021, PGAS membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 6,4 persen yoy menjadi Rp 11,1 triliun.

Pertumbuhan pendapatan ini ditopang oleh pendapatan dari bisnis niaga gas sebesar Rp 8,63 triliun dan penjualan migas Rp 1,21 triliun. Di periode yang sama, PGAS juga berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 1,28 triliun, jauh lebih baik dari kuartal IV 2020 yang mencetak kerugian.

Secara kumulatif, sepanjang tahun lalu PGAS membukukan pendapatan sebesar Rp 43,32 triliun atau tumbuh 5,23 persen dibandingkan tahun 2020. Perseroan juga berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 4,3 triliun, membaik dari 2020 yang membukukan kerugian. 

Pada tahun ini, Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Farras Farhan, memperkirakan kinerja PGAS akan terus membaik pada tahun ini. Farras memprediksi PGAS mampu mencatatkan pendapatan sebesar Rp 47,19 triliun atau tumbuh 11,4 persen yoy. 

"Pertumbuhan pendapatan ini juga didorong oleh dua proyek distribusi PGAS yaitu blok Rokan dan jalur pipa Gresik-Semarang," Farras dalam risetnya, Selasa (26/4). 

Selain itu, lanjut Farras, kinerja positif PGAS juga didukung oleh keputusan terbaru dari Kementerian ESDM. Kementerian ESDM telah menyetujui  pematokan harga gas sebesar USD 6,00 dolar AS per mmbtu untuk 13 industri.  Apabila kebijakan ini direalisasikan, maka PGAS berpotensi mengalami penurunan margin menjadi 1,5 dolar AS – 1,7 dolar AS per mmbtu. 

Meski berpotensi mengalami penurunan margin, Farras menilai PGAS masih berpotensi untuk mendistribusikan 945 BBTUD gas pada tahun ini atau tumbuh 9 persen yoy. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan permintaan dari ke-13 industri serta dua proyek distribusi baru.

Samuel Sekuritas Indonesia pun mempertahankan rekomendasi beli untuk saham PGAS dengan target harga (TP) Rp 1.600 yang merefleksikan 8.8x PE sepanjang 2022. Meski demikian, pergerakan saham PGAS juga berpotensi mendapat tekanan jika volume distribusi gas lebih rendah dari ekspektasi.

Pada perdagangan awal pekan saham PGAS tercatat berada di level 1.350. Sejak awal tahun, PGAS telah terkoreksi sebesar 2,18 persen. Meski demikian, selama tiga bulan terakhir sahamnya menguat 5,49 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement