Rabu 27 Apr 2022 13:54 WIB

Kadishub Jabar Minta Tambah Rambu di Gerbang Tol Cileunyi

Kepala Dishub Jabar meminta agar rambu-rambu ditambah di Gerbang Tol Cileunyi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Foto udara kendaraan yang melintas di Gerbang Tol Simpang Susun Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kepala Dishub Jabar meminta agar rambu-rambu ditambah di Gerbang Tol Cileunyi.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
Foto udara kendaraan yang melintas di Gerbang Tol Simpang Susun Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kepala Dishub Jabar meminta agar rambu-rambu ditambah di Gerbang Tol Cileunyi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat A Koswara Hanafi menilai Gerbang Tol Cileunyi memiliki risiko kemacetan yang besar pada masa mudik dan balik Lebaran tahun ini. Hal ini, di antaranya disebabkan karena masih kurangnya gate tol. Serta, kurangnya rambu-rambu penunjuk arah jalan sehingga menyebabkan kebingungan pengendara.

Di Cileunyi, saat ini sudah dibangun jalan lingkar dan underpass yang bisa saja membuat bingung pengendara yang baru pertama kali menggunakan jalur baru tersebut.

Baca Juga

"Sehingga kita minta tambah rambu tambahan, dan skenario saat ada antrean panjang, kami harap ada mobile rider untuk bantu pengecekan tiket. Kalau belum kepadatan selesai juga, jalur Cisumdawu sampai Sumedang bisa diberlakukan jadi alternatif. Kalau tidak tercapai juga, kita buka Exit KM 149 sebagai alternatif," ujar Koswara, Rabu (27/4/2022).

Menurut Koswara, pembukaan Exit Tol Purbaleunyi KM 149 Gedebage menjadi opsi terakhir jika kemacetan lalu lintas terjadi di kawasan Cileunyi pada masa mudik dan balik Idul Fitri 1443 H.

Menurutnya, jika pada akhirnya Exit KM 149 dibuka, kendaraan dapat diarakan ke Kota Bandung atau dapat ke arah Garut via Majalaya dan Cijapati. Koswara mengakui, memang kemacetan di jalur selatan Jabar memiliki banyak penyebab.

Dari mulai kondisi infrastruktur di Cileunyi, aktivitas pasar tradisional di jalur Limbangan, sampai kondisi curam di jalur Gentong. Di Limbangan, kata dia, ada tiga pasar berdekatan. Jadi, yang menjadi penyebab kemacetannya adalah orang menyeberang.

"Sehingga penanganannya di masa kemarin dilakukan kanalisasi orang menyeberang dan dijaga, water barrier dipasang sepanjang pasar, hanya bisa menyeberang di titik tertentu dan waktunya diatur," katanya.

Koswara memperkirakan akan ada 5,5 juta orang yang masuk ke Jawa Barat atau mudik ke Jawa Barat selama masa mudik ini. Dengan demikian, pihaknya pun harus mengantisipasi kepadatan lalu lintas di Jawa Barat.

"Kebanyakan mobil pribadi dan roda dua, baru angkutan umum. Ini harus diantisipasi penambahan kendaraan di Jabar ini terutama ke kawasan wisata," katanya.

Karenanya, kata dia, pihaknya pun menempatkan personel dan posko di jalur utama mudik, juga di kawasan wisata di Jawa Barat. Karena bukan hanya sebagai perlintasan mudik, kata Koswara, Jawa Barat menjadi tujuan mudik dan wisata.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement