REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Suasana di pendopo Perpustakaan Saidjah Adinda, Lebak Banten Selasa kemarin nampak berbeda dari biasanya. Sedikitnya sekitar 140 warga berkumpul berkelompok-kelompok kecil duduk di teras perpustakaan tersebut.
Ditangan mereka tergenggam kupon bertuliskan ‘Kupon Sembako’. Terik matahari seolah tak mampu mengusir rasa bahagia mereka siang kemarin. Itu tampak dari canda tawa diantara mereka sambil menanti pembagian sembako.
Kebanyakan dari mereka adalah warga kurang mampu dari Kampung Pulosari, Kelurahan Muara Ciujung Barat, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak Banten, Jawa Barat yang akan menerima bantuan sembako dari komunitas Betterlife.
Santunan berupa sembako yang berisikan biskuit 1 kaleng, minyak goreng 2 liter, gula 1 kg, kecap, sambal, kopi, teh, sirup, indomie, beras 5 kilogram, supplement, handsanitizer, dan masker serta uang sebesar Rp 100 ribu, diberikan langsung kepada warga dari pembina Betterlife Ibu Vicentia Astrianti didampingi jajaran pengurus lainnya.
Sebanyak 147 paket sembako akan dibagikan ke warga yang berasal dari Kampung Pulosari, dimana di wilayah ini masih banyak warga yang kurang mampu dan tidak memiliki pekerjaan yang tetap.
Warga sangat antusias dan tertib saat pelaksanaan pembagian paket sembako berjalan. Mereka duduk teratur berbaris, satu persatu warga dipanggil ke depan dengan membawa kupon yang sehari sebelumnya dibagikan untuk ditukarkan dengan paket sembako yang sudah disiapkan.
“Pak tolong bantu bawa pak, ini berat,” ujar ibu Juhri 63 tahun, kepada pengurus Betterlife saat menerima paket sembako sambil tersenyum.
“Ini merupakan rangkaian kegiatan bakti sosial Betterlife menjelang hari Raya Idul Fitri 1443 H, walaupun yang kami berikan tidak banyak, tapi kami berharap apa yang kami berikan dapat menambah kehangatan hati penerima dan mereka dapat menjalin silaturahi dengan sanak saudaranya saat merayakan hari raya Idul Fitri dengan lebih layak”, jelas bu Ayen sapaan pembina Betterlife dalam keterangan tertulisnya Rabu (27/4/2022).
“Saya sehari-hari ya kerjanya serabutan saja pak, tidak tetap, kadang gak kerja, kadang kalau lagi ada yang ngajak ya jadi kuli bangunan, “ kata Saiful 54 tahun salah seorang penerima bantuan sembako.
Lain lagi halnya dengan ibu Suhemi 78 tahun, yang hidup sendiri sejak lama karena suaminya meninggal dunia, untuk kehidupan sehari-hari dia hanya mengandalkan kiriman anaknya yang belum memiliki pekerjaan tetap. “Ya apa ajah sedapet kerjaannya,” jelasnya dengan mata berkaca-kaca. “Alhamdulillah, ibu senang dengan adanya bantuan sembako ini, bisa buat lebaran nanti,” tambahnya.
“Pemberian donasi dan santunan merupakan kegiatan yang rutin kami lakukan setiap tahunnya, dengan tujuan berbagai dan menebar kebaikan kepada sesama manusia, walau niainya tidak seberapa, mudah-mudahan santunan sembako ini dapat menambah keceriaan dan kebahagiaan saat mereka merayakan hari raya Idul Fitri,” tutur bu Ayen.