REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden klub Persija Jakarta Mohamad Prapanca membantah tidak membayarkan gaji pemain selama satu tahun. Hal ini dikatakan Prapanca sebagai tanggapan dari pengakuan Marko Simic di media sosial yang memilih meninggalkan Persija karena setahun tak digaji.
"Persija adalah klub yang patuh dan taat hukum. Tidak benar ada pernyataan yang menyebutkan bahwa gaji pemain tidak dibayar selama satu tahun," klaim Prapanca dalam keterangan yang diterima republika.co.id, Rabu (27/4/2022).
"Ada pun penyesuaian gaji yang diberlakukan mengacu pada keputusan dari PSSI terkait pemberhentian kompetisi karena adanya pandemi Covid-19. Dasarnya adalah Surat Keputusan (SK) PSSI bernomor SKEP/69/XI/2020," kata Prapanca.
Menurut sia, mengacu pada SK tersebut maka klub melakukan penyesuaian gaji selama kompetisi tidak berjalan yaitu dengan maksimal pembayaran sebanyak 25 persen dari nilai kontrak.
"Dalam situasi itu, semua pemain termasuk Marko Simic sepakat akan kebijakan tersebut yang dituangkan dalam adendum (pasal) pertama sehingga semua berjalan sebagaimana mestinya," kata dia.
"Namun pada perjalanannya, Marko Simic memiliki pemahaman yang berbeda untuk adendum selanjutnya," lanjut Prapanca.
Di sisi lain, kata dia, Marko Simic tetap menerima jumlah gaji yang telah disesuaikan tersebut tanpa keluhan apa pun. Menurutnya selama proses tersebut, Persija Jakarta terus berupaya untuk menyamakan pemahaman terkait adendum selanjutnya.
"Pada dasarnya, Persija Jakarta adalah klub yang selalu mendukung karier pemain. Tidak benar jika Persija berniat membahayakan karier seorang pemain, terlebih lagi pemain tersebut telah berjuang bersama-sama dan meraih banyak prestasi. Sementara itu, Persija akan selalu mengikuti proses yang akan terjadi ke depannya," kata Prapanca.