Rabu 27 Apr 2022 18:05 WIB

Menteri Bahlil Sebut Tesla Rugi Jika tak Berinvestasi di Indonesia, Ini Alasannya

Menteri Bahlil akui belum lakukan komunikasi terkait pertemuan Menko Luhut dan Tesla.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan, Tesla akan sangat rugi jika tidak menanamkan investasinya di Indonesia. Ia menjelaskan, maju mundurnya investor masuk ke Indonesia merupakan bagian dari strategi komunikasi dalam membangun negosiasi.
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan, Tesla akan sangat rugi jika tidak menanamkan investasinya di Indonesia. Ia menjelaskan, maju mundurnya investor masuk ke Indonesia merupakan bagian dari strategi komunikasi dalam membangun negosiasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan, Tesla akan sangat rugi jika tidak menanamkan investasinya di Indonesia. Ia menjelaskan, maju mundurnya investor masuk ke Indonesia merupakan bagian dari strategi komunikasi dalam membangun negosiasi.

"Di dunia usaha, negosiasi itu, sebelum ada kata titik berakhir, itu belum selesai. Kalau saya, sebagai mantan pengusaha, maju mundur itu bagian dari strategi komunikasi dalam membangun negosiasi," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (27/4).

Baca Juga

Menurut dia, kemungkinan awalnya Tesla merasa tawaran dari Indonesia belum bagus atau belum prospektif bagi bisnisnya. "Mungkin sekarang Tesla melihat FS-nya (studi kelayakannya), karena apa, kalau kita mau bangun ekosistem baterai mobil, sangatlah rugi kalau para investor tidak mau menanamkan modalnya di Indonesia," kata Bahlil.

Ia melanjutkan, hal itu karena Indonesia memiliki keunggulan yang tidak dimiliki negara lain. Keunggulan pertama, kata dia, bijih nikel Indonesia mencapai 25 persen cadangan nikel dunia. "Kita lebih efisien, kalau di tetangga kita di negara kanguru sana Australia logistiknya pasti lebih mahal," ujarnya.

Kedua, lanjut Bahlil, bahan baku baterai lainnya yang ada di Tanah Air. "Kita punya mangan. Kan ada empat komponen baterai mobil listrik, mangan, kobalt, nikel, dan lithium. Tiga di antaranya ada di Indonesia. Saya pikir ini soal strategi saja. Mungkin mereka minta lebih pada saat itu tapi pada saat itu Pak Luhut belum mau memberikan. Itu biasa. Kita kan nggak boleh didikte sama pengusaha," kata dia.

Bahlil juga mengatakan, saat ini sudah ada sejumlah investor global di industri baterai kendaraan listrik yang sudah memastikan diri untuk berinvestasi di Indonesia. Di antaranya LG, CATL, VW, BASF hingga BritishVolt, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi Indonesia.

"Jadi, kalau ini Tesla tidak masuk, Amerika akan disuplai oleh Eropa dan UK. Menurut saya secara geoekonomi, Tesla akan melihat ini jadi sesuatu yang menarik untuk dikembangkan," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Bahlil pun mengaku belum berkomunikasi dengan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan terkait hasil pertemuan dengan Tesla.

"Saya juga penasaran, tapi saya yakin Pak Luhut punya kepiawaian dalam melakukan lobi dengan Elon Musk. Insya Allah kita doakan yang terbaik mudah-mudahan apa yang disepakati di Amerika bisa membawa keberkahan untuk bangsa, rakyat, negara dan deal yang saling menguntungkan," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement