Kejahatan Jalanan Pengaruhi Peminat Perguruan Tinggi DIY?
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Rektor Universitas Widya Mataram Yogyakarta, Prof Edy Suandi Hamid. | Foto: Neni Ridarineni.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Proses pendaftaran mahasiswa baru di kampus-kampus yang ada di DIY masih berjalan. Namun, saat ini ada tren bahwa proses pendaftaran berjalan lambat dan masih belum banyak mahasiswa yang melakukan pendaftaran ulang.
Hal ini disampaikan Rektor Universitas Widya Mataram (UWM), Edy Suandi Hamid. Edy menuturkan, jumlah pendaftar tidak mengalami penurunan dan masih sama dengan tahun sebelumnya. Meskipun begitu, belum banyak yang melakukan pendaftaran ulang. Menurutnya, hanya separuh dari jumlah pendaftar yang saat ini melakukan pendaftaran ulang.
Edy pun mempertanyakan apakah hal tersebut dikarenakan kejahatan jalanan yang terjadi di DIY belum lama ini. Pasalnya, hal tersebut tidak hanya terjadi di UWM, namun kampus lainnya di DIY juga mengalami hal yang sama.
"Ini tidak terjadi di UWM saja, tapi sebagian besar (kampus lainnya juga) menyampaikan hal yang sama. Mudah-mudahan ini bukan dampak dari kejahatan jalanan," kata Edy kepada wartawan dalam acara buka bersama di Kampus UWM, Yogyakarta, Selasa (26/4/2022).
Padahal, kata Edy, jumlah pendaftar khususnya di UWM lebih tinggi dari rata-rata pendaftar secara keseluruhan di Provinsi DIY. Meskipun begitu, proses pendaftaran masih terus berlangsung dan diharapkan kedepannya akan semakin banyak pendaftar yang melakukan daftar ulang.
"Sekarang ini kita tidak tahu, UWM terimbas registrasi ulang. Mudah-mudahan mereka menunda saja (untuk daftar ulang), nanti baru kelihatan Juni atau Juli, sekarang belum kelihatan," ujar Edy.
Berdasarkan data yang sudah dihimpun, Edy menuturkan, mahasiswa UWM saat ini banyak yang berasal dari DIY dan Jawa Tengah. Hal tersebut berbeda dengan sebelumnya, di mana sebagian besar mahasiswa UWM berasal dari Indonesia bagian timur.
"Artinya masyarakat sendiri sudah memilih UWM. Dulu Papua yang banyak karena ada beasiswa dan sebagainya," jelas Edy.
Pihaknya juga merencanakan akan menggelar perkuliahan tatap muka atau luring mulai semester ganjil yakni awal September 2022. Tatap muka akan digelar di kampus lama yakni di Ndalem Mangkubumen, Keraton Yogyakarta, Kampus 2 Jogja City Mall (JCM), serta di kampus baru yang ada di Jalan Tata Bumi Selatan, Banyuraden, Gamping Sleman.
Edy menjelaskan, proses pembangunan tahap pertama kampus baru sendiri masih dalam tahap penyelesaian. Mengacu rencana tim pembangunan, pembangunan gedung rektorat dan pendopo selesai pada September 2022.
Sebagian ruang rektorat, katanya, sudah bisa dijadikan sebagai ruang perkuliahan untuk mahasiswa, termasuk untuk mahasiswa baru. Sarana dan prasarana penunjang terlaksananya protokol kesehatan selama berjalannya perkuliahan tatap muka juga sudah disiapkan.
"Kita sudah menyiapkan sarana dan prasarana untuk kuliah luring dengan tetap mengacu pada protokol kesehatan. Sebagian kuliah dilaksanakan di gedung baru Jalan Tata Bumi Selatan," kata Edy menambahkan.
Pihaknya optimis pada semester ganjil nanti perkuliahan tatap muka sudah dapat dilaksanakan. Seluruh warga kampus nantinya juga diwajibkan untuk menjalankan protokol kesehatan dan akan dilakukan pengawasan dengan ketat. "Kami sudah sosialisasi ke sivitas akademika, keluarga, dan mahasiswa tentang rencana kuliah luring," kata Edy.