REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei yang dibuat Populi Center periode 21 - 29 Maret 2022 masih memunculkan nama-nama Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Erick Thohir sebagai calon presiden dan wakil presiden untuk Pemilu 2024. Satu yang menarik dari survei kali ini adalah nama Menteri BUMN Erick Tohir yang mengalami peningkatan cukup signifikan.
Bahkan Erick Thohir menjadi salah satu kandidat pemimpin nasional yang berasal dari Menteri Kabinet Presiden Joko Widodo dan berasal dari profesional (non partai politik).
Peneliti Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, menilai fenomena kristalisasi calon pemimpin Nasional yang berasal dari survei Populi Center menunjukan tendensi tren isu yang saat ini terjadi di masyarakat yang mengarah kepada figur-figur calon pemimpin Nasional. Baik itu masyarakat dunia nyata maupun di sosial media. Sehingga hasil survei yang dibuat oleh lembagai survei merupakan pemetaan awal.
"Namun hasil ini belum menunjukan pada pola yang pasti untuk calon pemimpin nasional. Ini menunjukan generalisasi masyarakat terhadap masalah atau isu yang saat ini berkembang dan dihubungkan dengan figur calon pemimpin nasional tersebut. Saya melihat ke depan potensi nama-nama lain untuk masuk bursa calon pemimpin Nasional masih terbuka luas. Sehingga hasil survei yang dibuat oleh lembagai survei merupakan pemetaan awal," kata Wasisto kepada wartawan, Rabu (27/4/2022).
Nama Prabowo Subianto yang kerap muncul di hasil berbagai lembaga survei menurut Wasis sebagai suatu keinginan sebagian masyarakat yang menginginkan kombinasi sosok militer dan sipil. Menurutnya, kombinasi militer dan sipil saat ini belum menjadi pakem baku di politik Indonesia. Sebab politik di Indonesia cenderung dinamis.
Menurut Wasis, kecenderungan masyarakat memilih figur militer dan sipil dilatarbelakangi kepemimpinan nasional sebelumnya. Di era Soeharto berasal dari militer. Selanjutnya masyarakat menginginkan sosok sipil dan muncul BJ Habibie. Setelah sipil berkuasa hingga Megawati Soekarnoputri, sosok Susilo Bambang Yudhoyono dari militer menggantikannya. Setelah era militer Susilo Bambang Yudoyono, muncul sosok sipil Joko Widodo.
"Sehingga masyarakat berusaha berpikir komparatif antara situasi sekarang dan masa mendatang ketika dipimpin oleh calon dari militer atau sipil. Pola seperti ini akan selalu ada dan tak bisa diabaikan dinaminyanya di masyarakat," ungkap Wasis.
Dari hasil survei yang dibuat Populi Center muncul nama Erick Thohir sebagai salah satu calon pimpinan nasional yang hasilnya terus mengalami penguatan. Bahkan nama Menteri BUMN ini menduduki peringkat yang tinggi di antara calon pemimpin nasional lainnya.
Menurut Wasis, fenomena yang terjadi pada Erick Thohir menunjukan aspirasi dari sebagian masyarakat Indonesia yang terdiri dari milenial dan generasi Z yang akan menjadi calon pemilih di pemilu 2024 mendatang.
Sosok Erick Thohir yang menarik dilihat oleh Wasis adalah beliau mewakili karakteristik generasi muda yang masih produktif, aktif, dan mapan. Simbolisme seperti ini yang dinilai Wasis melekat di sosok Erick Thohir. Kinerja Erick selama ini di BUMN, menurut Wasis, tak bisa dipukul rata untuk segmen pemilih milenial dan generasi Z.
"Generasi milenial banyak yang tak tahu kinerja pak Erick di BUMN. Namun karakteristik dan karisma Erick Thohir di kaum milenial dan generasi Z ini sangat melekat. Terlebih lagi milenial sangat dekat dengan olahraga dan teknologi. Pak Erick selama ini sangat dekat dengan dunia olahraga dan teknologi," ungkap Wasis.
Kiprah Erick Thohir tak bisa di.ungkiri dekat dengan olahraga dan teknologi. Selain memiliki perusahaan media, Erick Thohir juga masih memiliki klub basket Satria Muda dan sepak bola Persis Solo. Sebelumnya Erick juga memiliki klub sepakbola Inter Milan. Saat ini Erick juga gencar untuk menggembangkan industri teknologi dan generasi muda untuk melek digital. Ini semua dinilai Wasis sebagai magnet tersendiri bagi Erick Thohir untuk dekat kepada generasi calon pemilih di 2024.
Menurut Wasis, salah satu yang membuat nama Menteri BUMN ini terus merangkak kepopulerannya adalah karena Erick Thohir bukan dari partai politik. Saat ini menurut Wasis, masyarakat Indonesia sudah mulai kritis melihat calon pemimpin nasional. Masyarakat saat ini lebih condong memilih kandidat yang benar-benar teruji kinerjanya ketimbang rekomendasi dari partai politik.
Trend golput di pemilu yang lalu menurut Wasis menunjukan masyarakat sudah tidak terikat lagi dengan ideologi partai yang ada. Maka dari itu, komposisi partisan dan non partisan di pemilu 2024 bisa menjadi salah satu alternatif capres dan cawapres militer dan sipil dalam suksesi kepemimpinan Nasional.
"Masyarakat yang saat ini kritis mengangkat nama kepopuleran Erick Thohir. Perilaku masyarakat pemilih saat ini khususnya generasi muda sudah tidak memilih capres dan cawapres berdasarkan idiologi partai. Sehingga saat ini partai politik harus mempertimbangkan poros alternatif capres dan cawapres dari unsur partai dan non partai. Nama Erick sangat potensial untuk dijadikan penguat calon dari parpol atau militer," ungkap Wasis.