Rabu 27 Apr 2022 23:53 WIB

Film Indonesia Diharapkan Banyak Ditonton Selama Libur Lebaran

Sejumlah film sudah siap tayang pada akhir April menjelang libur Idul Fitri.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Sebuah ruang bioskop di Jakarta (ilustrasi). Momentum libur lebaran diharapkan berdampak positif untuk film Indonesia karena bioskop diprediksi akan ramai pengunjung.
Foto: Prayogi/Republika.
Sebuah ruang bioskop di Jakarta (ilustrasi). Momentum libur lebaran diharapkan berdampak positif untuk film Indonesia karena bioskop diprediksi akan ramai pengunjung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momentum libur lebaran diharapkan berdampak positif untuk film Indonesia karena bioskop diprediksi akan ramai pengunjung, kata Deputi Bidang Produk Digital dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Muhammad Neil El Himam.

"Bioskop akan ramai, harapannya film-film Indonesia banyak yang diputar," kata Neil di Tangerang, Rabu (27/4/2022).

Baca Juga

Sejumlah film sudah siap tayang pada akhir April menjelang libur Idul Fitri tahun 2022. Beberapa di antaranya film dengan genre horor seperti "Kuntilanak 3" arahan Rizal Mantovani, "KKN Di Desa Penari" dari sutradara Awi Suryadi yang dibintangi oleh Tissa Biani, juga "Oma The Demonic" yang dimainkan oleh Jajang C Noer dan Karina Nadila. Selain film horor, ada juga drama komedi "Gara-Gara Warisan" yang dibintangi Oka Antara dan Indah Permatasari.

Industri film tak luput dari perhatian Kemenparekraf yang menyiapkan fasilitas untuk mendorong produktivitas sineas Indonesia. Kemenparekraf memberikan stimulus PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) dan stimulus karya sineas lokal di daerah-daerah.

PEN Film diwujudkan melalui tiga skema antara lain promosi, praproduksi, dan produksi. Kehadiran PEN Film 2021 dinilai telah mendapatkan sambutan positif di mana lebih dari 50 sineas merasakan manfaat PEN 2021 dengan penyerapan anggaran sebesar Rp 116,8 miliar.

Namun untuk 2022, PEN Film yang dihadirkan hanya satu skema yaitu khusus untuk skema promosi yang terbatas untuk film berdurasi panjang, baik dokumenter maupun fiksi komersial. Sineas yang berkecimpung di pembuatan film pendek, dokumenter dan fiksi, juga tetap mendapatkan stimulus dari bentuk kedua. Bantuan Pemerintah diinisiasi komisi X DPR RI dan akan diberikan kepada para komunitas film pendek dan fotografi.

Pada awal pandemi, industri film Indonesia diperkirakan mengalami kerugian Rp 481 miliar per bulannya, beruntung perkembangan platform digital kondisi membuat kondisi itu berangsur-angsur membaik.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement