REPUBLIKA.CO.ID, PULAU PUNJUNG - Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri Irjen Pol Marthinus Hukom menilai momentum cabut baiat ratusan anggota Negara Islam Indonesia (NII) sebagai kesadaran bersama-sama untuk bangkit menjaga keutuhan NKRI.
"Hal yang sama juga lakukan Densus di Lampung tiga bulan lalu, tapi jumlahnya tidak sampai sebanyak ini. Hari ini saya melihat terciptanya kesadaran masyarakat dalam membangun bersama," katanya di Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat, Rabu (28/4/2022).
Hal tersebut disampaikan Marthinus dalam acara cabut baiat 391 mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII) Dharmasraya dan pengucapan sumpah setia pada NKRI di Auditorium Kantor Bupati Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar). Densus 88 mengapresiasi Pemprov Sumbar dan Pemkab Dharmasraya dalam merespons fenomena radikalisme, terorisme, dan intoleran yang terjadi di Sumbar berapa waktu lalu.
Selain kepada pemerintah setempat dan Polda, apresiasi juga disampaikan Kepala Densus kepada wali nagari Sungai Dareh, IV Koto Pulau Punjung, Sungai Kambuik, Gunung Selasih, Taratak Tinggi, dan Panyubarangan. Wilayah tersebut menjadi lokasi penyebaran mantan NII.
"Kerja sama yang baik antara Densus dan pihak terkait menghasilkan hal yang luar biasa seperti momentum hari ini," jelas Marthinus.
Menurutnya di antara masyarakat yang hadir sebagian besar hanyalah menjadi korban dari ketidaktahuan serta ketidakpahaman dari mereka yang memiliki kepentingan untuk memperoleh keuntungan dari pergerakan tersebut. Ia mengatakan Densus tidak ingin mengedepankan sikap represif dalam penanganan teror. Namun Densus berkomitmen melakukan pendekatan duduk bersama masyarakat yang terindikasi melakukan penyimpangan dan memahami sesuatu yang salah.
"Perlu disampaikan kehadiran Densus adalah bagian dari anak bangsa yang ingin merangkul dengan penuh cinta dan kasih. Bagi kami ini lebih penting dari penangkapan dan penegakan hukum," katanya.
Densus 88 juga percaya masyarakat Minang memiliki akar budaya dan semboyan kuat, yakni adat basandi syarak syarak basandi kitabullah sebagai identitas yang akan mempertahankan ketahanan sosial masyarakat Minang. "Momen ini sekaligus menunjukkan anak bangsa punya kesadaran untuk bersama membangun negara. Sehingga melihat kondisi serta perkembangan saat ini densus tidak kuatir tentang penyebaran faham radikalisasi yang lebih masif ke depan," ujarnya.
Marthinus menyatakan Densus 88 juga menitipkan saudara atau warga yang telah mencabut baiat kepada pemerintah daerah setempat dan masyarakat agar mereka tidak sendiri dalam menjaga keutuhan NKRI.