REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- 'Sejarah ditulis oleh para pemenang', apa pun itu. Adagium yang konon pertama kali dicelotehkan Mantan Perdana Menteri (PM) Inggris, Winston Churchill. Di samping beberapa anggapan bahwa pepatah tersebut sudah lebih dulu lahir dari mulut Kaisar Napoleon Bonaparte.
Tapi, kita sedang tidak beradu lidah tentang realitas di atas. Kredo yang entah bersumber dari kedua figur tersebut atau tidak. Faktanya, sejarah memang tercipta oleh pemenang dengan segudang cerita.
Dalam periode panjang klub asal Portugal, FC Porto, sukses mencatat rekor bersejarah di kompetisi Liga Primer Portugal sebagai satu-satunya tim yang tak tersentuh kekalahan selama 58 pertandingan.
Tentu sedikit memori yang tersimpan oleh para penggemar sepak bola ketika berbicara tentang klub yang didirikan oleh aristokrat asal Portugis.
Porto dalam narasinya memang bukan klub yang banyak digemari oleh pecinta kulit bundar. Pasalnya, supremasi tim berjuluk Azuis e Brancos adalah saat menjuarai gelaran Liga Champions 2004 silam. Selain itu, Porto diklaim sebagai tim penghibur di belantara kejuaraan elite Benua Biru.
Usai menjalani berbagai prahara, kini Porto menancapkan legasinya sebagai salah satu tim dengan catatan tak terkalahkan selama 58 pertandingan.
Risalah itu membuat Porto masuk ke dalam jajaran klub Eropa dengan status unbeaten terpanjang. Itu bahkan mempecundangi rival bebuyutannya, Benfica, yang hanya mampu mempertahankan 56 laga tanpa kekalahan.
Dilansir Football Italia, Rabu (27/4), Porto nyaris menciptakan sejarah mengasapi rekor 58 laga tak terkalahkan milik klub raksasa Italia, AC Milan. Namun sayang, lantaran menyerah 0-1 dari lawannya Braga pada lanjutan Liga Primer Portugal, Porto pun gagal mencetak rekor baru.
Porto tidak pernah kalah dalam pertandingan Liga Portugal sejak 30 Oktober 2020 lalu, dengan hasil 3-2 melawan Pacos Ferreira. Adapun Milan sudah lebih dulu mencatatkan sejarah dengan 58 pertandingan Seri A Italia tanpa kekalahan yang dicatat medio Mei 1991 hingga Maret 1993 silam atau berakhir dengan kekalahan kandang 0-1 dari Parma berkat gol Faustino Asprilla.
Berbanding dengan pelatih Porto Sergio Conceicao, Milan membutuhkan dua pelatih berbeda untuk menjaga timnya tak terkalahan. Pertama Arrigo Sacchi dan kemudian Fabio Capello.
Sepeninggal era Silvio Berlusconi, kekuatan sepak bola besar pada dekade 1990-an tersebut kini berada dalam sengkarut kondisi ekonomi dan kebijakan efisiensi yang terus menggerus reputasi i Rossoneri.
Sergio Conceicao menegaskan dirinya tidak terlalu memikirkan catatan 58 laga tersebut. Fokusnya saat ini adalah memenangkan sisa pertandingan musim ini dan membawa Si Biru-Putih menjuarai gelar Liga Primer Portugal dan Piala Portugal.
"Bagaimanapun, kami harus tenang dan senang karena kami bekerja dan berjuang keras, tetapi kami tidak senang dengan hasilnya," kata Conceicao dilansir laman resmi klub.
Selain Porto dan Milan yang mengoleksi 58 partai tanpa kekalahan, raksasa Bundesliga Jerman Bayern Muenchen mengikuti di posisi kedua dengan catatan 53 laga, diikuti Arsenal serta Juventus yang sama-sama mencatat 49 laga tak terkalahkan.
Tetapi di samping lima tim di atas, terselip catatan dominan yang jauh lebih lama diukir oleh klub Rumania, Steaua Bucharest. Tim ini tercatat tak pernah kalah dalam 104 laga dari Juni 1986 hingga September 1989.
Singkat kata, bagi para penggemar Porto, musim 2021/2022 niscaya akan selalu dikenang sebagai musim yang abadi, selain diambang gelar juara liga dan Piala Liga, skuad Dragoes pun menggoreskan sejarah dengan sangat cemerlang.