Spiritual Parenting pada Bulan Ramadhan
Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi Ramadhan | Foto: Pixabay
Oleh : Iwan Setiawan*
REPUBLIKA.CO.ID, Tiap sore, anak-anak dan remaja di kampung saya diikutkan di pesantren Ramadhan di masjid kampung. Suatu ketika saya meminta anak-anak untuk menggambar apa saja yang ada di imanijasi mereka.
Ada seorang anak bernama Rangga yang menggambar mahluk yang menyeramkan. Saya taya ke Rangga, "Menggambar apa, dik Rangga?" Rangga menjawab "Menggambar hantu," jawabnya singkat. Lalu saya bertanya lagi, "Kok nggak takut dengan hantu?" Rangga menjawab lagi "Kan ada Allah yang melindungi," jawabnya.
Inilah secuplik dialog dari seorang anak yang ikut pesantren Ramadhan. Sebenarnya jawaban seperti dari Rangga adalah percakapan 'umum' kalau kita kembali ke masa kecil dulu, di mana kita sudah dikenalkan Allah sejak kecil. Tetapi dalam zaman modernisasi, penanaman keimanan dan kecintaan Allah kepada anak-anak ternyata ada 'ilmunya' tersendiri.
Metode spiritual parenting dapat digunakan dalam penanaman kepada anak. Spiritual parenting merupakan metode mengenalkan agama lewat pengalaman anak-anak dengan bentuk pengalaman keseharian dan bukan lewat doktrin keagamaan lewat hafalan-hafalan. Metode spiritual parenting mengenalkan anak terhadap Allah lebih manusiawi. Seperti halnya kisah Luqman dalam QS Luqman ayat 14 yang mengajarkan anak-anaknya tauhid kepada Allah SWT.
Spiritual parenting tidak harus diberikan di sekolah. Komaruddin Hidayat, cendekiawan Muslim dari UIN Syarif Hidayatullah, memberi tips singkat kepada orang tua untuk menerapkan spiritual parenting di dalam lingkup keluarga.
Pertama, mengajarkan kepada anak bahwa Allah selalu memperhatikan gerak-gerik kita, sehingga anak akan selalu sadar akan gerak dan langkahnya selalu diketahui oleh Allah. Juga kemampuan orang tua memberi contoh yang baik kepada anak-anaknya atas dasar bahwa Allah selalu melihat diri mereka juga.
Kedua, mengajarkan kepada anak-anak bahwa hidup kita ini selalu berhubungan satu dengan yang lain, bahkan bakteri sekalipun. Dengan pengajaran ini, anak-anak akan menghargai manusia, alam, dan dunia ini. Pada bulan Ramadhan ini, anak-anak diberi kebebasan untuk menggunakan waktunya untuk bergaul dengan teman sebaya mereka setelah subuhan, di sore hari mereka ikut pesantren Ramadhan di masjid kampung.
Ketiga, jadilah orang tua pendengar yang baik bagi anak-anaknya. Perhatikan setiap anak kita berbicara sehingga kita dapat melatih mereka berpikir dan mengatur emosi dengan tertib dan jernih. Pada bulan Ramadhan ini orang tua juga perlu menyediakan waktu untuk anak-anaknya, mendengar cerita-cerita mereka.
Keempat, ajarkan anak-anak kita berbicara dengan menggunakan kata-kata yang baik, bagus, indah dan dorong mereka mengungkapkan cita-cita akan masa depan dengan menggunakan imajinasi mereka. Pada bulan Ramadhan ini anak-anak juga perlu diberi diajak untuk mengenal Allah dalam bentuk kesyukuran atas apa yang mereka miliki dengan mengucapkan kata-kata kesyukuran.
Spiritual parenting merupakan metode yang lebih manusiawi dalam mengenalkan Allah terhadap anak-anak. Jangan sampai anak-anak hanya mengenal Allah mereka secara parsial dan setengah-setengah. Sehingga saat dewasanya menjadi split personality. Di mana mereka hanya menjadi manusia yang menginginkan 'bantuan' Allah jika mereka sedang dalam 'cobaan' dan melupakan-Nya bila mereka sedang 'eksis' dalam kehidupan.
*Dosen Agama Islam Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) Yogyakarta