Kamis 28 Apr 2022 12:42 WIB

PM Pakistan Tunjuk Putra Benazir Bhutto Sebagai Menlu

PM Pakistan tunjuk Bilawal Bhutto-Zardari sebagai menteri luar negeri

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri (PM) Pakistan Shehbaz Sharif menunjuk putra mantan perdana menteri Benazir Bhutto, Bilawal Bhutto-Zardari sebagai menteri luar negeri.
Foto: AP/Anjum Naveed
Perdana Menteri (PM) Pakistan Shehbaz Sharif menunjuk putra mantan perdana menteri Benazir Bhutto, Bilawal Bhutto-Zardari sebagai menteri luar negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD - Perdana Menteri (PM) Pakistan Shehbaz Sharif menunjuk putra mantan perdana menteri Benazir Bhutto, Bilawal Bhutto-Zardari sebagai menteri luar negeri. Pada Rabu (27/4/2022) waktu setempat, Presiden Arif Alvi mengambil sumpah dari Bhutto-Zardari.

Bhutto-Zardari merupakan lulusan Oxford yang secara luas dianggap sebagai politisi liberal berwawasan ke depan dan keturunan dari dinasti politik terkemuka negara itu. Ibunya, Benazir dibunuh pada kampanye pemilihan 2007, dan kakeknya Zulfikar Ali Bhutto yang juga mantan menteri luar negeri dan kemudian perdana menteri, digantung oleh seorang diktator militer pada 1979.

Pembunuh Benazir Bhutto tidak pernah ditangkap. Penyelidikan PBB menemukan bahwa pihak berwenang Pakistan telah gagal melindunginya atau menyelidiki kematiannya dengan benar.

Di usianya yang baru 33 tahun, Bhutto-Zardari menjadi salah satu menteri luar negeri termuda di dunia. Namun ia mewarisi sejumlah masalah diplomatik yang dimulai jauh sebelum ia lahir, termasuk hubungan dengan musuh bebuyutannya India.

Bhutto-Zardari, ketua Partai Rakyat Pakistan, mengatakan dalam sebuah cicitan di Twitter bahwa ia merasa terhormat dan dengan rendah hati mengambil sumpah sebagai menteri luar negeri. "Saya dan partai akan memainkan peran kita dalam memulihkan demokrasi, meloloskan reformasi pemilu, memperjuangkan ekonomi yang lebih adil dan mengadvokasi kasus Pakistan di panggung dunia," katanya seperti dikutip laman Aljazirah, Kamis (28/4/2022).

Dengan lebih dari setengah penduduk Pakistan berusia 22 tahun ke bawah, kecerdasan media sosial Bhutto juga populer di kalangan anak muda, meskipun ia sering diejek karena penguasaan bahasa nasional Urdu yang buruk. Komentator politik memiliki pendapat yang beragam tentang kemampuan Bhutto atau berapa lama dia dapat mempertahankan hubungan baik dengan Perdana Menteri Sharif dari partai saingan Liga Muslim Pakistan-N.

"Saya yakin dia adalah rudal yang belum teruji," kata analis Hassan Askari Rizvi. “Terlalu dini untuk anggota parlemen muda seperti Bilawal Bhutto dan akan sulit baginya untuk menangani masalah yang dihadapi Pakistan, dengan tantangan serius di bidang eksternal," ujarnya menambahkan.

Rekan analis Farzana Bari tidak setuju. "Saya pikir Bilawal cukup cerdas untuk mempertahankan benteng itu,” katanya seraya menambahkan bahwa dia lebih progresif daripada para pemimpin partai politik lainnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement