REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Kepala Bidang Manajemen Transportasi dan Parkir Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung Khairul Rijal mengatakan, langkah antisipatif yang dilakukan Pemerintah Kota Bandung untuk mengurai kepadatan di Pintu keluar Tol Cileunyi dengan memfungsikan Pintu Keluar KM 149 atau dikenal dengan Tol Gedebage 149.
Meski begitu, pengoperasian Tol Gedebage 149 ini masih bersifat situasional, dan hanya beroperasi mulai H-7 (25 April) hingga H+7 (10 Mei) pukul 06.00-08.00 WIB.
“Kami sudah siapkan jalur alternatif di Gedebage 149, apabila antrian di Exit Tol Cileunyi itu sudah panjang maka untuk kendaraan golongan satu diperkenankan masuk ke pintu tol 149, untuk selanjutnya masuk ke Gedebage Selatan, Simpang Soekarno Hartta-Gedebage lalu mengarah ke Cibiru, menuju ke timur,” kata Rijal saat ditemui Republika di Balai Kota Bandung, Kamis (28/4/2022).
Project Director Jasa Marga Tollroad Command Center (JMTC), Raddy Lukman menyampaikan jalur 149 hanya bisa digunakan untuk kendaraan golongan 1 nonbus. Dan hanya untuk akses keluar dan tidak untuk sebaliknya.
"Kami bakal terus berkoordinasi dengan kepolisian, jika nantinya ada kepadatan di Cileunyi, maka jalur ini akan dibuka," ujar dia.
Dia menegaskan bahwa persiapan pintu keluar Tol Gedebage 149 sudah matang meskipun hanya menjadi jalur alternatif, termasuk ketersediaan rambu-rambu seperti warning light, levelling pada oprit dan rambu petunjuk jalan, guna memudahkan pemudik yang melalui jalur tersebut.
Menurut Raddy, jika dalam waktu 30 menit antrean di Gerbang Tol (GT) Cileunyi tak mencair sampai 1 kilometer, maka tim operasional JMTC area Purbaleunyi akan segera menginformasikan ke polisi untuk mengalihkan ke akses ke Tol Gedebage 149.
Untuk selanjutnya, kendaraan bakal diarahkan ke arteri Gedebage-Soekarno Hatta menuju Cileunyi atau Garut via Kamojang. Adapun waktu pengalihan durasinya tentatif.
"Artinya ketika antrean GT Cileunyi berkurang maka akses Gedebage akan ditutup kembali. Selanjutnya, lalu lintas diarahkan lagi ke exit GT Cileunyi," jelasnya.