Kamis 28 Apr 2022 23:52 WIB

Joe Biden Sebut Guru di AS Jadi Sasaran Perang Budaya

Pelarangan buku ditengarai terkait dengan agenda politik.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Presiden AS Joe Biden. Joe Biden mengatakan, para guru Amerika menjadi sasaran yang tidak adil dalam perang budaya.
Foto: AP Photo/Carolyn Kaster
Presiden AS Joe Biden. Joe Biden mengatakan, para guru Amerika menjadi sasaran yang tidak adil dalam perang budaya.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, para guru Amerika menjadi sasaran yang tidak adil dalam perang budaya. Dia pun memperingatkan terhadap pelarangan buku.

Dalam upacara penghargaan tahunan  Guru Nasional dan Negara Bagian 2022, Biden mengatakan politisi mencoba untuk mengambil langkah dengan melarang buku. Pernyataan ini referensi yang jelas untuk kelompok konservatif dan Republik di negara bagian dari Texas ke Tennessee.

Baca Juga

"Hari ini, ada terlalu banyak politisi yang mencoba mencetak poin politik, mencoba untuk melarang buku. Pernahkah Anda berpikir ketika Anda mengajar, Anda akan khawatir tentang pembakaran buku dan pelarangan buku semua karena itu tidak cocok dengan agenda politik seseorang?" kata Biden.

Menurut organisasi penulis PEN America, lebih dari 1.000 judul buku di AS sebagian besar membahas masalah rasisme dan LGBTQ telah dihapus dari perpustakaan sekolah dalam beberapa bulan terakhir.

Selain masalah buku, Biden pun membela guru-guru AS yang telah dikritik oleh kelompok-kelompok seperti "Moms for Liberty". Para guru mendapatkan tekanan karena cara mengajar tentang ras dan perbudakan di AS.

"Guru Amerika telah mendedikasikan hidup mereka untuk mengajar anak-anak kita dan mengangkat mereka. Kita harus berhenti menjadikan mereka target perang budaya. Ke sanalah arahnya," ujar Biden.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement