Jumat 29 Apr 2022 00:10 WIB

Anak Krakatau Siaga, Menko PMK: Masih Aman Dilintasi Pemudik

Erupsi dan guguran/longsoran sejak Senin 25 April 2022 cenderung melandai.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus Yulianto
Menko PMK Muhadjir Effendy (kedua kanan) didampingi Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (kedua kiri) dan Kepala BNPB Suharyanto (kiri) meninjau kesiapan pelabuhan menghadapi arus mudik di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, Lampung, Kamis (28/4/2022). Kunjungan Menko PMK selain meninjau Pelabuhan Bakauheni terkait kesiapan menghadapi mudik dan arus balik Lebaran juga melakukan pantauan Gunung Anak Krakatau melalui udara.
Foto: ANTARA/Ardiansyah
Menko PMK Muhadjir Effendy (kedua kanan) didampingi Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (kedua kiri) dan Kepala BNPB Suharyanto (kiri) meninjau kesiapan pelabuhan menghadapi arus mudik di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, Lampung, Kamis (28/4/2022). Kunjungan Menko PMK selain meninjau Pelabuhan Bakauheni terkait kesiapan menghadapi mudik dan arus balik Lebaran juga melakukan pantauan Gunung Anak Krakatau melalui udara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Jelang Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah, status dari Gunung Anak Krakatau meningkat ke level III atau siaga, dari sebelumnya level II atau waspada. Kenaikan status level Gunung Anak Krakatau jadi siaga ini diambil karena aktivitas vulkanik gunung tersebut dan hingga saat ini masih dalam periode erupsi dan guguran/longsoran.

Aktivitas Gunung Anak Krakatau yang terletak di Selat Sunda, Provinsi Lampung, dikhawatirkan mengganggu aktivitas perjalanan masyarakat khususnya para pemudik yang menyebrang menggunakan angkutan laut maupun angkutan udara.  

Dalam rangka Hazard Asessment (Identifikasi Bahaya), Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, bersama Kepala BNPB Suharyanto, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dan Kepala PVMBG Hendra Gunawan melakukan inspeksi gabungan ke Pulau Gunung Anak Krakatau melalui udara, pada Kamis (28/4). Hazard Asessment yang dilakukan dalam inspeksi gabungan melihat dari sisi bahaya primer maupun skunder di Pulau Gunung Anak Krakatau.

Usai inspeksi dari udara, Menko PMK Muhadjir Effendy menyampaikan, kondisi dari Gunung Anak Krakatau sampai saat ini masih kondusif. Dia pun menegaskan, isu Gunung Anak Krakatau yang tengah gawat tidak benar.

"Sepanjang pengamatan langsung di dekat Gunung Anak krakatau, sudah dipastikan kondisinya Insya Allah aman. Karena itu kalau ada isu bahwa Anak Krakatau sedang gawat itu tidak benar," ujarnya. 

Muhadjir mengatakan, sampai saat ini kondisi sekitar Gunung Anak Krakatau masih aman untuk dilintasi oleh angkutan, tetapi tidak mendekati wilayah Gunung Anak Krakatau setidaknya dalam radius 5 kilometer.

"Karena itu mereka yang akan menyeberang dalam rangka mudik ini Insya Allah sambil berdoa mudah-mudahan tidak akan ada aral melintang yang disebabkan aktivitas Anak Krakatau," tuturnya.

Dia menyampaikan, hal itu telah berdasarkan bukti ilmiah dari kajian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) serta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terbukti aman.

"Tentu saja kejadian di luar itu kita tidak bisa memastikan. Yang penting kalau kita lihat kasat mata dan berdasarkan bukti ilmiah itu masih aman," pungkasnya. 

Sebagai informasi, berdasarkan pengamatan kegempaan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Gunung Anak Krakatau telah terjadi satu kali gempa hembusan dengan amplitudo 12 mm dan lama gempa 17 detik, 1 kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 2-10 mm, dominan 3 mm.

Secara umum aktivitas vulkanik seperti kegempaan, erupsi dan guguran/longsoran sejak Senin 25 April 2022 cenderung melandai. Namun demikian, dalam posisi status Siaga (level 3) masih terdapat kemungkinan terjadi peningkatan aktivitas vulkanisme secara mendadak. Masyarakat juga diimbau tidak mendekati wilayah Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 kilometer. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement