REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kepala mata-mata Rusia pada Kamis (28/4/2022) menuduh Amerika Serikat dan Polandia berencana mendapatkan pengaruh di Ukraina.Tuduhan itu menjadi sinyal kuat dari Moskow bahwa perang bisa diakhiri dengan memecah Ukraina menjadi dua bagian: Barat dan Rusia.
Sergei Naryshkin, kepala Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR), mengutip laporan intelijen yang tidak dipublikasikan, di mana dia menyebut AS dan Polandia, dua sekutu di NATO, berencana memulihkan kendali Polandia atas bagian barat Ukraina.
"Menurut (laporan) intelijen yang diterima Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia, Washington dan Warsawa sedang mengerjakan rencana untuk membangun kendali militer dan politik Polandia atas kepemilikan historis mereka di Ukraina," kata Naryshkin dalam sebuah pernyataan yang jarang dikeluarkan oleh SVR.
Polandia pernah menguasai sejumlah wilayah yang kini menjadi bagian dari Ukraina dalam beberapa periode di masa lalu, sebagian besar terjadi di antara kedua perang dunia.Ukraina Barat, termasuk kota Lviv, bergabung dengan Uni Soviet pada akhir Perang Dunia Kedua.
SVR mengatakan AS dan Polandia tengah membahas rencana agar pasukan "penjaga perdamaian" Polandia, tanpa mandat dari NATO, dapat memasuki sebagian wilayah barat Ukraina di mana peluang konfrontasi dengan pasukan Rusia terbilang rendah.SVR, yang sejak kejatuhan Uni Soviet pada 1991 mengambil alih sebagian besar tanggung jawab mata-mata asing KGB era Soviet, tidak menyertakan bukti dalam pernyataannya.
Kementerian luar negeri Polandia belum memberikan komentar atas pernyataan Naryshkin tersebut. Polandia adalah pendukung terbesar Ukraina dalam perjuangan melawan invasi Rusia, yang mengirimkan senjata lewat perbatasan dan menerima sekitar tiga juta pengungsi Ukraina.
Anggota parlemen senior Rusia, Senator Andrei Klimov, wakil kepala Komite Urusan Luar Negeri Dewan Federasi, juga mengatakan pada Kamis (28/4/2022) bahwa Polandia berencana membangun kendali atas sebagian wilayah Ukraina. Dia tidak memberikan bukti untuk pernyataannya itu.Salah satu sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, pekan ini Ukraina menuju keruntuhan menjadi beberapa negara.
Dia menyebut hal itu sebagai akibat dari upaya AS menggunakan Kiev untuk merusak Rusia.Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" untuk melucuti Ukraina dan melindunginya dari kaum fasis. Ukraina dan Barat menyebut pernyataan Rusia itu sebagai dalih untuk memicu perang yang tak berdasar.