REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Mudik sudah menjadi budaya bagi masyarakat kita khususnya menjelang lebaran ini. Mudik kali ini berbeda karena ini adalah mudik pertama yang sudah diperbolehkan pemerintah setelah dua tahun pandemi.
Dalam dua tahun terakhir pemerintah tidak menganjurkan masyarakat untuk mudik dan tidak memberikan libur bersama. Berbeda dengan tahun ini, pemerintah memberikan libur bersama, sehingga memungkinkan masyarakat mudik. Bahkan Presiden sudah memprediksi, berdasarkan survei kementerian perhubungan, jutaan kendaraan baik roda empat maupun roda dua yang akan melakukan perjalanan mudik.
Pemerintah juga menganjurkan karena potensi kemacetan yang luar biasa, untuk sebagian masyarakat melakukan mudik lebih awal. Bahkan informasi terakhir, sejak 1 minggu sebelum lebaran sudah terjadi kemacetan pada berbagai ruas jalan khususnya di Pulau Jawa.
Tujuan dari mudik sendiri adalah bersilaturahmi bertemu keluarga besar dan kawan lama yang telah lama tidak berjumpa. Oleh karena itu perjalanan mudik harus dipersiapkan dengan baik agar saat ditempat tujuan kita tetap dalam keadaan sehat.
"Pengalaman pribadi saya selama mudik dengan kemacetan yang luar biasa. Sebenarnya dengan persiapan yang baik, mudik bisa lebih menyenangkan walau dengan kemacetan," ujar Akademisi yang juga Praktisi Kesehatan, Prof Ari F. Syam dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (26/4/2022).
Menurutnulya, kelelahan merupakan kondisi yang umum terjadi jika kita melakukan perjalanan darat yang panjang dan lama. Kelelahan berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh dan akhirnya membuat tubuh kita mudah terinfeksi oleh kuman atau virus terutama bakteri dan virus penyebab penyakit infeksi saluran cerna (diare) dan penyakit infeksi saluran pernafasan atas (flu, batuk pilek dan sakit tenggorokan).
"Saya mengingatkan bahwa saat ini masih Pandemi Covid 19, orang yang terinfeksi dengan Covid 19 masih ada di sekitar kita walaupun kasusnya sudah berkurang, kondisi daya tahan tubuh menurun meningkatkan potensi kita tertular terinfeksi oleh virus SARS-COV-2," jelasnya.
Untuk itu, ia menyarankan untuk tidur minimal enam jam, tetap makan sayur dan buah-buahan, tetap olah raga, dan sebisa mungkin memghindari kerumunan.