REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Bank sentral Selandia Baru (Reserve bank of New Zealand/RBNZ) mengatakan pada Jumat (29/4/2022) bahwa pihaknya belum mengambil keputusan tentang potensi mata uang digital bank sentral (CBDC). Namun, RBNZ akan terus mengeksplorasi opsi tersebut.
RBNZ telah mengumumkan pada September tahun lalu bahwa mereka sedang mencari masukan dari publik tentang potensi penggunaan CBDC. CBDC sendiri merupakan bentuk digital dari mata uang yang ada.
Beberapa negara sedang menjajaki penggunaan CBDC, dengan Federal Reserve AS merilis makalah yang sangat dinanti tentang pro dan kontra mengadopsi dolar digital awal tahun ini. RBNZ mengatakan umpan balik dari publik telah membantu menegaskan pentingnya privasi dan otonomi ketika menyangkut CBDC. Isu seputar CBDC ini akan menjadi fokus kerja kebijakan lebih lanjut.
"Pandangan kami adalah bahwa CBDC dan uang tunai akan saling melengkapi, bukan bertentangan," kata bank sentral dalam sebuah pernyataan.
Ian Woolford, direktur Uang dan Kasi RBNZ, menambahkan bahwa bank sentral secara khusus berfokus pada kemajuan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan ketahanan dan efisiensi dalam sistem kas.