Masyarakat dan Wisatawan ke Yogya Diminta Gunakan Transportasi Publik
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Petugas Dinas Perhubungan mengatur lalu-lintas saat pembukaan penyekatan jalan di kawasan simpang Tugu Pal Putih, Yogyakarta. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Masyarakat maupun wisatawan yang masuk ke Kota Yogyakarta diminta untuk menggunakan transportasi umum. Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta menyebut, hal ini untuk mengurangi volume kendaraan yang masuk ke Kota Yogyakarta, terutama pada masa libur Lebaran 2022.
Pasalnya, pada masa libur Lebaran diprediksi akan terjadi peningkatan volume kendaraan. Terlebih, diprediksi DIY akan dimasuki 3,9 juta pendatang.
"Kami berharap masyarakat berkenan menggunakan transportasi publik seperti bus Trans Jogja maupun kendaraan berbasis aplikasi," kata Kepala Dishub Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Kamis (28/4).
Agus menyebut, ruang jalan di Kota Yogyakarta masih terbatas. Saat meningkatnya volume kendaraan di Kota Yogyakarta, maka akan terjadi kemacetan.
Untuk menghindari hal tersebut, maka masyarakat maupun wisatawan diminta untuk menggunakan transportasi publik. Bahkan, jalur yang mengarah khususnya ke destinasi wisata juga sudah dilengkapi dengan transportasi publik. "Bersama-sama mengurangi kendaraan yang masuk ke Kota Yogyakarta dan meminimalisir kendaraan pribadi melintas di Kota Yogyakarta," ujar Agus.
Pihaknya juga memasang rambu-rambu lalu lintas agar pengguna kendaraan pribadi yang tidak bertujuan ke Kota Yogyakarta tidak masuk ke pusat kota. Rambu-rambu tersebut, kata dia, dipasang di perbatasan Kota Yogyakarta dengan kabupaten lain.
"Agar masyarakat yang memang tidak mau masuk di wilayah Kota Yogya terinformasikan. Walaupun memang harus masuk (ke pusat kota), masyarakat diminta memahami bahwa jalan tidak selancar hari biasanya, bersabar menikmati Yogya, tidak harus cepat-cepat," jelasnya.
Pihaknya bersama instansi terkait lainnya juga menyiapkan skema rekayasa lalu lintas pada masa libur Lebaran. Agus menuturkan, akan menerapkan sistem buka tutup pada masa libur Lebaran.
Sistem buka tutup ini dilakukan jika volume kendaraan di pusat kota sudah tidak terkendali. "Saat kondisi di dalam kota sudah cukup berat, maka kami berlakukan sistem buka tutup jalan. Ini sangat situasional," katanya menambahkan.
Peningkatan volume kendaraan di Malioboro juga akan dipantau. Pasalnya, kunjungan wisatawan di kawasan tersebut diprediksi akan meningkat tajam dibandingkan hari biasa.
"Di Malioboro tetap seperti sekarang kita pantau. Tidak hanya Malioboro, se-Kota Yogyakarta kalau kendaraan tidak mampu masuk, jangan dipaksakan. Kita harus alihkan, itu manajemen sewaktu-waktu dan tentunya akan kita amati secara optimal," kata Agus.