REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Polisi Israel menembakkan peluru karet dan granat kejut ke arah pemuda Palestina yang melempar batu ke Masjid Al-Aqsa, Jumat (29/4/2022) pagi waktu setempat. Bulan Sabit Merah Palestina mencatat sekurangnya 12 warga Palestina terluka dalam bentrokan tersebut.
Polisi Israel mengatakan, pihaknya terpaksa turun tangan ketika ratusan orang mulai melemparkan batu dan kembang api, termasuk ke arah Tembok Barat, tempat para jamaah Yahudi berkumpul. "Kami akan terus bertindak tegas terhadap perusuh dan penjahat demi keselamatan dan keamanan publik," kata polisi dalam sebuah pernyataan.
Hampir setiap hari terjadi konfrontasi di masjid selama Ramadhan dan bertepatan dengan perayaan Paskah Yahudi. Momen ini membawa ratusan ribu Muslim dan Yahudi ke kompleks yang dijaga ketat di kota tua itu.
Namun, kekerasan telah mereda pekan ini setelah berakhirnya Paskah. Meredanya ketegangan juga terjadi setelah Israel menghentikan kunjungan Yahudi ke lapangan terbuka besar yang merupakan rumah bagi Kubah Batu abad ke-7 dan masjid Al-Aqsha abad ke-8.
Ramadhan pun akan berakhir minggu depan dan hari ini, Jumat terakhir bulan puasa sering melihat banyak orang berkumpul di Al-Aqsa. Para pejabat Israel menyalahkan ketegangan bulan ini pada kelompok-kelompok Islam, termasuk Hamas, yang menguasai Gaza.
Israel mengatakan mereka telah mendorong para pemuda untuk melakukan kerusuhan yang bertujuan untuk membangkitkan kemarahan di dunia Muslim terhadap Israel. Orang-orang Palestina menuduh Israel tidak berbuat cukup untuk menegakkan larangan shalat Yahudi di lapangan terbuka. Israel menolak tuduhan ini.
Kompleks Al-Aqsa berada di atas dataran tinggi Kota Tua Yerusalem Timur, yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967 dan dicaplok dalam sebuah langkah yang belum mendapat pengakuan internasional. Palestina ingin Yerusalem Timur menjadi ibu kota negara yang mereka coba bangun di Tepi Barat dan Gaza yang diduduki.