REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong peningkatan sertifikasi dan menekankan pentingnya sertifikasi kompetensi bagi pelaku subsektor kuliner. Khususnya bagi profesi barista di lokasi destinasi super prioritas di Indonesia.
Plt Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Frans Teguh, mengatakan sertifikasi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang kompeten dan tersertifikasi, baik pada rentang usia remaja maupun usiadewasa. Terlebih pascapandemi Covid-19, banyak pelaku ekonomi kreatif yang membutuhkan lapangan kerja.
"Pembatasan kegiatan penduduk dalam suatu wilayah membuat usaha dan mata pencarian masyarakat menjadi terbatas. Hal ini menyebabkan pemutusan hubungan kerja, bertambahnya pengangguran di Indonesia, dan tingkat stres yang tinggi sehingga diperlukan mindset untuk mengerahkan energi kita agar ditemukan solusi dari masalah ini," kata Frans dalam Siaran Pers Kemenparekraf, Jumat (29/4/2022).
Kemenparekraf telah berkolaborasi dengan LSP Parsi (Lembaga Sertifikasi Profesi Pariwisata dan Spa Indonesia) untuk mengadakan sertifikasi kompetensi bagi 2.000 asesi pada sektor ekonomi kreatif di lima Destinasi Super Prioritas (DSP), 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP), atau wilayah penyangganya untuk tujuh subsektor ekonomi kreatif yaitu kuliner, kriya, fesyen,kreator film dan televisi, musik, fotografi, dan animedia.
"Untuk fasilitasi sertifikasi kompetensi, kami alokasikan bagi LSP Parsi sejumlah 200 asesi, yang sudah terlaksana sejumlah 50 asesi di Lombok, kemudian hari ini sejumlah 100 asesi di Yogyakarta, dan yang akan datang sejumlah 50 asesi di Toba. Kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan SDM ekonomi kreatif yang dapat membangkitkan perekonomian Indonesia, khususnya di Yogyakarta," katanya.
Sertifikasi ini, lanjut Frans, juga memiliki peranan penting dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan ini bisa menjadi “pintu gerbang” dalam pencapaian pilar ekonomi berkelanjutan dengan menciptakan tenaga kerja yang kompeten.