REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala memprediksi street crime atau kejahatan jalanan masih menghantui masyarakat yang melakukan mudik tahun ini. Ia menganjurkan pemudik yang menggunakan transportasi umum supaya lebih waspada terhadap potensi kejahatan.
Adrianus menyebut kejahatan jalanan merupakan bentuk kejahatan dengan modus yang sederhana. Contohnya jambret, penipuan, dan pembegalan yang rawan terjadi ketika mudik berlangsung.
"Caranya bisa dengan paksaan atau dengan pengelabuan misalnya penipuan ATM, pemberian obat tidur," kata Adrianus kepada Republika.co.id, Sabtu (30/4/2022).
Adrianus mengatakan lokasi dimana banyak masyarakat berkumpul memang rawan terjadi kejahatan tersebut. Ia meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan saat berada di terminal, stasiun, pelabuhan, dan bandara. Kemudian, ia meminta pihak kepolisian lebih aktif mengamankan pemudik di titik keramaian.
"Pada intinya, tempat-tempat konsentrasi massa selalu berpotensi (ada kejahatan). Maka polisi selalu melakukan pengamanan ekstra," ujar Adrianus.
Selain itu, Adrianus memberikan tips agar pemudik terhindar dari aksi kejahatan. Salah satu caranya adalah melaksanakan mudik bersama-sama orang yang dikenal. Tujuannya mencegah jadi target kejahatan kalau berangkat mudik sendirian.
"Pulang bersama keluarga atau bersama beberapa orang. Sesama mudikers itu saling menjaga dan saling mengingatkan agar tidak lengah," ucap Adrianus.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya menyiagakan sejumlah personel selama 24 jam di tempat-tempat pemberangkatan, salah satunya di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat saat arus mudik dan balik libur Lebaran Idul Fitri 1443 hijriah. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan, seperti pencopetan, modus bius dan juga penipuan.
"Kami sudah menyiagakan 24 jam anggota agar kejahatan-kejahatan seperti misalnya bius, copet, jambret dan sebagainya kita bisa minimalisir," ujar Kapolda Metro Jaya, Fadil Imran saat meninjau Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Rabu (27/4/2022).