Sabtu 30 Apr 2022 13:14 WIB

Ledakan di Masjid Kabul Tewaskan 50 Jamaah Sholat Jumat

Serangan terjadi saat jamaah berkumpul seusai sholat Jumat untuk zikir

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi Al-Quran dan Berdzikir
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi Al-Quran dan Berdzikir

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Sebuah ledakan kuat menewaskan lebih dari 50 jamaah setelah sholat Jumat di sebuah masjid Kabul, Jumat (29/3/2022) waktu setempat. Insiden ini merupakan yang terbaru dari serangkaian serangan terhadap sasaran sipil di Afghanistan selama Ramadhan.

Wakil juru bicara kementerian dalam negeri Afghanistan Besmullah Habib mengatakan, ledakan menghantam masjid Khalifa Sahib di barat ibu kota Kabul pada sore hari. Serangan itu terjadi saat jamaah di masjid Sunni berkumpul seusai sholat Jumat untuk melakukan Zikr.

Zikr merupkan sebuah tindakan zikir yang dilakukan oleh beberapa Muslim tetapi dipandang sesat oleh beberapa kelompok Sunni. Kepala masjid, Sayed Fazil Agha mengatakan seseorang yang mereka yakini sebagai pelaku bom bunuh diri bergabung dengan mereka dalam acara tersebut dan meledakkan bahan peledak.  

"Asap hitam membubung dan menyebar ke mana-mana, mayat ada di mana-mana," katanya seperti dilansir laman The Guardian, Sabtu. Keponakannya termasuk di antara yang tewas.  "Saya selamat, tetapi kehilangan orang yang saya cintai," katanya.

Seorang warga setempat, Mohammad Sabir, mengatakan dia melihat orang-orang dimasukkan ke dalam ambulans. "Ledakan itu sangat keras. Saya pikir gendang telinga saya retak," katanya.

Rumah sakit darurat di pusat kota Kabul mengatakan tengah merawat 21 pasien yang terluka dalam ledakan itu dan dua orang meninggal saat tiba. Seorang perawat di rumah sakit lain, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan telah menerima beberapa orang dalam kondisi kritis. Sebuah sumber kesehatan mengatakan rumah sakit sejauh ini telah mengambil setidaknya 30 jasad secara total.

Puluhan warga sipil Afghanistan telah tewas dalam beberapa pekan terakhir dalam ledakan, beberapa di antaranya telah diklaim oleh ISIS. Serangan terakhir terjadi pada Jumat terakhir di bulan Ramadhan.

Para penguasa Taliban mengatakan mereka telah mengamankan negara itu sejak mengambil alih kekuasaan pada Agustus dan sebagian besar menghilangkan cabang lokal ISIS. Namun, para pejabat dan analis internasional mengatakan risiko kebangkitan militan tetap ada.

Banyak serangan menargetkan minoritas Syiah tetapi masjid Sunni juga diserang. Bom meledak di dua van penumpang yang membawa Muslim Syiah di kota utara Mazar-e-Sharif pada Kamis, menewaskan sedikitnya sembilan orang. Jumat lalu, sebuah ledakan menghancurkan sebuah masjid Sunni selama salat Jumat di kota Kunduz, menewaskan 33 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement