Sabtu 30 Apr 2022 15:21 WIB

Rusia: Pencabutan Sanksi Masuk Dalam Negosiasi

Negara-negara Barat telah memberlakukan sanksi-sanksi berat pada Moskow.

Rep: Lintar Satria/ Red: Dwi Murdaningsih
Penjaga Sipil berdiri di dekat kapal pesiar bernama Tango di Palma de Mallorca, Spanyol, Senin 4 April 2022. Agen federal AS dan Penjaga Sipil Spanyol sedang mencari kapal pesiar milik oligarki Rusia. Amerika Serikat dan sekutunya kembali meningkatkan sanksi terhadap Rusia, Rabu, 6 April, setelah bukti bahwa pasukan Rusia membunuh warga sipil Ukraina di sebuah kota dekat Kyiv.
Foto: AP/Francisco Ubilla
Penjaga Sipil berdiri di dekat kapal pesiar bernama Tango di Palma de Mallorca, Spanyol, Senin 4 April 2022. Agen federal AS dan Penjaga Sipil Spanyol sedang mencari kapal pesiar milik oligarki Rusia. Amerika Serikat dan sekutunya kembali meningkatkan sanksi terhadap Rusia, Rabu, 6 April, setelah bukti bahwa pasukan Rusia membunuh warga sipil Ukraina di sebuah kota dekat Kyiv.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergie Lavrov mengatakan syarat mencabut sanksi Rusia dalam negosiasi damai antara Moskow dengan Ukraina merupakan hal "yang sulit" tapi terus dilanjutkan setiap hari. Hal ini ia sampaikan dalam pidato yang rilis Sabtu (30/4/2022).

Pada Jumat (29/4/2022) lalu Ukraina memperingatkan perundingan untuk mengakhiri invasi Rusia yang sudah memasuki bulan ketiga diambang kehancuran.

Baca Juga

"Pada saat ini, setiap hari melalui video konferensi delegasi Rusia dan Ukraina membahas rancangan kemungkinan perjanjian damai," kata Lavrov dalam pernyataan pada kantor berita Cina, Xinhua yang dipublikasikan ulang situs Kementerian Luar Negeri Rusia.

Sejak invasi Rusia pada 24 Februari lalu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bersikeras sanksi-sanksi Barat harus diperkuat dan tidak bisa ambil bagian dalam negosiasi. Sejak 29 Maret yang lalu Ukraina dan Rusia belum menggelar perundingan tatap muka.

Selain itu atmosfer perundingan juga semakin suram setelah Ukraina menudur pasukan Rusia melakukan kekejaman perang saat mereka mundur dari wilayah sekitar Kiev. Moskow membantah keras tuduhan tersebut.

Moskow menyebut serangan ke negara tetangganya itu sebagai "operasi militer khusus" untuk mendenazifikasi dan mendemiliterisasi pemerintah Ukraina. Kiev dan sekutu-sekutu Barat membantah dengan tegas klaim tersebut.

"Agenda pembicaraan mencakup, antara lain, isu-isu denazifikasi, pengakuan realita geopolitik baru, pencabutan sanksi-sanksi, status bahasa Rusia," kata Lavrov tanpa menjelaskan lebih lanjut.

"Kami mendukung negosiasi berlanjut, walaupun sulit," tambahnya.

Negara-negara Barat telah memberlakukan sanksi-sanksi berat pada Moskow. Mereka membekukan hampir setengah cadangan mata uang dan emas Rusia dan memukul keras perekonomiannya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement