Ahad 01 May 2022 06:03 WIB

Pesawat Pengintai Rusia Masuki Wilayah Udara Swedia

Swedia sedang mempertimbangkan pengajuan keanggotaan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
ilustrasi nato
Foto: russia-insider.com
ilustrasi nato

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM – Sebuah pesawat pengintai Rusia dilaporkan telah melanggar wilayah udara Swedia. Hal itu terjadi saat Swedia sedang mempertimbangkan pengajuan keanggotaan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

“Sebuah pesawat baling-baling AN-30 Rusia melanggar wilayah udara Swedia pada Jumat (29/4/2022) malam,” kata Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Swedia dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (30/4/2022).

Baca Juga

Kemenhan Swedia mengungkapkan, pesawat Rusia tersebut terbang ke timur Bornholm, sebuah pulau Denmark di Baltik, sebelum menuju ke wilayah Swedia. Otoritas Swedia mengikuti pergerakan pesawat dan memotretnya saat ia memasuki wilayah udara negara tersebut.

Menteri Pertahanan Swedia Peter Hultqvist memprotes keras aksi pesawat pengintai Rusia itu. “Tindakan ini tidak profesional dan mengingat situasi keamanan secara umum sangat tidak tepat. Kedaulatan Swedia harus selalu dihormati,” ujarnya.

Pekan ini Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, Finlandia dan Swedia bisa bergabung dengan aliansi militer tersebut jika mereka memutuskan meminta keanggotaan. "Jika mereka memutuskan untuk melamar, Finlandia dan Swedia akan disambut dengan hangat dan saya berharap prosesnya berjalan cepat," kata Stoltenberg kepada wartawan di Brussels, Belgia, Kamis (28/4/2022).

Pada 14 April lalu, Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan NATO tentang potensi keanggotaan Swedia dan Finlandia dalam aliansi tersebut. Menurutnya, jika kedua negara itu bergabung dengan NATO, Rusia harus meningkatkan pertahanannya dan tidak akan ada lagi pembicaraan tentang kawasan Baltik yang bebas nuklir.

“Tidak ada lagi pembicaraan tentang status bebas nuklir untuk Baltik, keseimbangan harus dipulihkan. Sampai hari ini Rusia belum mengambil tindakan seperti itu dan tidak akan melakukanya,” kata Medvedev.

Medvedev menjelaskan, berbeda dengan Ukraina, Rusia tidak memiliki sengketa teritorial dengan negara-negara Baltik. “Oleh karena itu, harga keanggotaan semacam itu berbeda bagi kami,” ujarnya, menyiratkan bahwa masuknya Ukraina ke NATO dapat menyebabkan konflik langsung antara Rusia dan aliansi tersebut jika Kiev berusaha merebut kembali Krimea.

Ia mengklaim, saat ini opini publik di Finlandia dan Swedia masih terpecah atas wacana kedua negara bergabung dengan NATO. Medvedev menilai, bergabungnya Swedia dan Finlandia ke NATO akan membuat dunia lebih berbahaya. Dia menekankan, Rusia tidak ingin meningkatkan ketegangan di perbatasan.

“Mari berharap bahwa pikiran tetangga utara kami masih akan menang,” ucapnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement