REPUBLIKA.CO.ID, —Setiap hamba wajib bersyukur atas segala anugerah dan nikmat yang telah diberikan Allah SWT.
Salah satu wujud tanda syukur seorang hamba adalah dengan senantiasa memuji Allah SWT. Caranya yakni dengan membaca tasbih. Allah SWT berfirman:
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
“Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Mahapenerima taubat.” (QS An Nasr ayat 3).
Menurut Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof KH Nasaruddin Umar, kata fasabbih berarti perintah untuk mensucikan Allah SWT. Yakni dengan membaca kalimat tasbih:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُلِلهِ وَلَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
“Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar.”
Akan tetapi lafaz tasbih yang sekadar diucapkan di mulut merupakan tingkatan orang awam. Menurut Imam Besar Masjidi Istiqlal Jakarta, Prof Nasaruddin, semestinya dalam mengucapkan tasbih dalam rangka bersyukur pada Allah SWT adalah dengan memahami makna dibalik lafaz tasbih tersebut. Karena itu, menurutnya ada dua kategori dalam mensucikan Allah SWT.
Pertama, mensucikan Allah SWT dengan membersihkan pikiran negatif atau salah terhadap Allah SWT (tanzih subbuhih).