Ahad 01 May 2022 11:25 WIB

Soal Unggahan Penutup Kepala Manusia Gurun, Ini Kata Rektor ITK

'Banyak yang men-screenshot kemudian dikasih pengantar seakan-akan saya tidak adil.'

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ratna Puspita
Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Balikpapan Budi Santosa Purwakartiko
Foto: itk.ac.id
Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Balikpapan Budi Santosa Purwakartiko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Balikpapan Budi Santosa Purwakartiko menjawab kritik publik atas tulisannya yang dinilai mengandung SARA dan Islamofobia. Kritik tersebut merupakan konsekuensi dari sebuah tulisan yang diunggah ke ruang publik seperti media sosial.

"Ya (respons) itu, konsekuensi dari bahasa tulisan saya, ya. Bisa jadi persepsinya akan berbeda-beda. Banyak yang men-screenshot kemudian dikasih pengantar seakan-akan saya tidak adil, diskriminatif," katanya ketika dikonfirmasi, Ahad (1/5/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, tulisan itu tidak bermaksud menyinggung umat Islam. Karena itu, ia menyayangkan banyak pihak yang dengan sengaja menafsirkan berbeda penjelasan atas tulisannya, dan menjadi kesalahpahaman di publik.

"Saya menyayangkan orang akhirnya menjadi salah paham, karena tidak membaca tulisan aslinya," kata dia. 

Ia menilai ada oknum tertentu yang dengan sengaja menafsirkan tulisannya tersebut agar mengandung unsur SARA perihal sebutan penutup kepala dan manusia gurun. Padahal, ia secara pribadi tidak pernah melihat pribadi seseorang berdasarkan pakaian, apakah ia berkerudung atau tidak, menjadi paling taat atau tidaknya. Karena itu, ia membantah tulisannya itu memuat hinaan SARA atau kandung diskriminatif terhadap Islam.

Terkait banyaknya sorotan publik terhadap sosok rektor ITK tersebut, pihak Humas ITK telah menyatakan bahwa apa yang disampaikan Budi Santoso Purwakartiko itu tidak terkait dengan instansi ITK. Dengan kata lain, tulisan tersebut merupakan tanggung jawab pribadi Budi Santosa Purwakartiko.

"Dengan ini kami informasikan bahwa, tulisan Prof. Budi Santosa Purwakartiko tersebut merupakan tulisan pribadi dan tidak ada hubungannya dengan jabatan beliau sebagai rektor ITK," jelas tim Humas ITK dalam keterangan persnya.

Karena itu ITK memohon apa yang dilakukan Prof Budi Santosa Purwakartiko tidak dikaitkan dengan ITK. "Demikian untuk mendapatkan perhatian dari media dan para netizen," kata Tim Humas ITK. 

Sebelumnya, Prof Budi Santosa Purwokartiko membuat gaduh dengan menulis status di media sosial pada 27 April 2022, hingga viral di media sosial (medsos). Tulisan Budi memicu kontroversi lantaran mengandung unsur suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). 

Budi secara terus terus menunjukkan sikap antiterhadap mahasiswa yang mengucapkan kalimat dalam ajaran Islam, seperti insya Allah, barakallah, hingga qadarallah. Bahkan, ia tidak segan melabeli mahasiswa perempuan yang berjilbab. 

"Tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun," demikian bunyi status  yang viral dikutip di Jakarta, Sabtu (30/4/2022).

Tulisan budi terkait program seleksi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbudristek dalam seleksi beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang berada di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Direktur Utama LPDP Andin Hadiyanto mengatakan, masalah status rektor ITK yang viral terkait program Kemendikbudristek.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement