Ahad 01 May 2022 12:24 WIB

Hingga H-1 Lebaran, KAI Jual 1,8 Juta Tiket

Pada H-2 Lebaran, KAI sudah memberangkatkan 130.775 penumpang.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Petugas membantu calon penumpang melakukan pengecekan tiket kereta di Stasiun Gambir, Jakarta. PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat hingga hari ini (Ahad, 1/5/2022) atau H-1 Lebaran sudah menjual sekitar 1,87 juta tiket kereta api (KA) jarak jauh.
Foto: Prayogi/Republika.
Petugas membantu calon penumpang melakukan pengecekan tiket kereta di Stasiun Gambir, Jakarta. PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat hingga hari ini (Ahad, 1/5/2022) atau H-1 Lebaran sudah menjual sekitar 1,87 juta tiket kereta api (KA) jarak jauh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat hingga hari ini (Ahad, 1/5/2022) atau H-1 Lebaran sudah menjual sekitar 1,87 juta tiket kereta api (KA) jarak jauh. Meskipun begitu, masih ada tiket yang tersedia untuk masyarakat yang berencana bepergian usai Lebaran Idul Fitri 2022.

“Tiket yang sudah terjual ini masih 72 persen dari total tiket yang disediakan untuk periode keberangkatan pada 22 April hingga 13 Mei 2022,” kata Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (1/5/2022).

Baca Juga

Dia menjelaskan, tanggal keberangkatan favorit masyarakat untuk arus mudik yaitu 30 April atau H-2 Lebaran. Pada tanggal tersebut, rute favorit penumpang yaitu dari Jakarta ke Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, dan lainnya.

Sementara itu, pada keberangkatan 30 April atau H-2 Lebaran, KAI sudah memberangkatkan 130.775 penumpang. “Ini dengan okupansi mencapai 107 persen dikarenakan adanya penumpang dinamis,” jelas Didiek.

Didiek menyebut, total sejak H-10 hingga H-2 Lebaran Idul Fitri 2022, KAI telah melayani 835.893 penumpang. Angka tersebut menunjukan rata-rata 92.877 penumpang per hari dengan okupansi sebesar 79 persen. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement