Ahad 01 May 2022 12:39 WIB

Buruh Pelabuhan Belanda Tolak Bongkar Kapal Tanker Rusia

Buruh di sejumlah pelabuhan menolak membongkar kapal tanker Rusia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Kapal tanker Sun Arrows memuat muatannya berupa gas alam cair dari proyek Sakhalin-2 di pelabuhan Prigorodnoye, Rusia, pada 29 Oktober 2021.
Foto: AP Photo/File
Kapal tanker Sun Arrows memuat muatannya berupa gas alam cair dari proyek Sakhalin-2 di pelabuhan Prigorodnoye, Rusia, pada 29 Oktober 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Buruh pelabuhan Belanda menolak menurunkan kapal tanker Rusia di pelabuhan Amsterdam. Aksi serupa juga dilakukan buruh galangan kapal yang mencegah kapal Rusia memasuki pelabuhan Rotterdam.

Sunny Liger, sebuah kapal tanker berbobot 42.000 ton sedang berlabuh di lepas pantai Amsterdam pada Sabtu (30/4/2022). Sementara perusahaan pelabuhan sedang mempertimbangkan untuk masuk ke ibu kota Belanda. Pada Jumat (29/4/2022) pekerja dermaga di Rotterdam juga menolak untuk menangani kargo tersebut.

Baca Juga

“Tadi malam kami meminta semua pihak di pelabuhan Amsterdam untuk tidak membiarkan kapal berlabuh dan tidak (menanganinya). Kapal tidak akan memasuki pelabuhan Amsterdam," kata ketua serikat pekerja pelabuhan, FNV, Asmae Hajjari, dilansir Aljazirah, Ahad (1/5/2022).

Uni Eropa telah memberlakukan berbagai sanksi terhadap Moskow sejak melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari. Namun, minyak dan gas bukan termasuk bagian dari tindakan sanksi. Sebelumnya pekerja pelabuhan di Swedia juga telah menolak kapal tanker itu.

“Rusia membiayai perang di Ukraina dengan kargo,” kata serikat pekerja FNV dalam sebuah pernyataan yang berterima kasih kepada para pekerja Swedia karena menolak untuk membongkar kapal itu.

Kapal Sunny Liger berlayar dari Primorsk di dekat St Petersburg, Rusia seminggu yang lalu. Tujuan akhir kapal tanker berbendera Kepulauan Marshall itu adalah Amsterdam.

“Saat ini kapal sedang berlabuh di Laut Utara.  Sejauh ini belum mengajukan izin untuk memasuki pelabuhan. Pada prinsipnya kami tidak dapat menolak dia masuk karena dia tidak berada di bawah rezim sanksi (terhadap Rusia),” kata juru bicara Port of Amsterdam, Marcella Wesseling.

Wesseling mengatakan kapal dapat diizinkan masuk ke pelabuhan setelah membuat permintaan resmi. "Jika ada keraguan tentang ini, kami dapat memutuskan sebaliknya. Penyedia jasa bahari dan terminal pelabuhan telah mengindikasikan bahwa mereka mengkhawatirkan keselamatan seputar penanganan kapal ini,” ujar Wesseling.

Menteri Luar Negeri Belanda, Wopke Hoekstra, mengatakan, secara hukum Sunny Liger tidak dapat ditolak masuk ke pelabuhan Belanda. Tetapi dia mendukung tindakan para pekerja dermaga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement