Ahad 01 May 2022 15:10 WIB

Akademisi UIN Ar-Raniry Kecam Pernyataan Rektor ITK Soal Manusia Gurun

Tulisan Rektor ITK soal manusia gurun dikecam akademisi UIN Ar-Raniry.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Muhammad Hafil
Budi Santosa Purwokartiko saat dilantik sebagai rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) periode 2018-2022.
Foto: Dok ITK
Budi Santosa Purwokartiko saat dilantik sebagai rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) periode 2018-2022.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDA ACEH – Pernyataan Rektor Institute Teknologi Kalimantan (ITK) Prof Budi Santosa Purwokartiko yang sempat viral di media sosial karena menyindir penutup kepala ala gurun kepada wanita berjilbab mengundang kecaman dari berbagai tokoh. Salah satunya datang dari Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Dr Teuku Zulkhairi.

Zulkhairi mengatakan gelar dan jabatan tinggi tidak menjamin seseorang menjadi bijak. Memanggil wanita berjilbab dengan sebutan wanita gurun kata dia sudah termasuk tindakan Xenofobia. Biasanya, pernyataan-pernyataan anti pakaian Muslimah muncul dari para politisi pendukung Islamofobia di Barat yang memang menebar permusuhan kepada Muslim untuk kepentingan elektoral dalam pemilihan umum.

Baca Juga

Zulkhairi sangat menyayangkan pernyataan tersebut juga muncul dari rektor dan profesor di Indonesia, negara yang mayoritasnya Muslim. “Kebencian kepada identitas Muslimah ini sepertinya begitu kuat terpatri di dadanya. Semoga Allah memberinya hidayah,” kata Zulkhairi dalam pernyataan rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (1/5/2022).

Menurut dia, ucapan Budi Santoso sangat menjijikan dan diskriminatif. Pernyataannya mengesankan wanita yang menutup kepalanya seolah-olah tidak diharapkan mengikuti seleksi yang dilakukan. “Kapan maju negara kita kalau para elit intelektualnya macam itu yang tidak selesai mengurus jilbab kaum perempuan,” ujar dia.

Zulkhairi menyebut tidak ada bukti perempuan berjilbab terhambat berkreasi dan berprestasi dalam teknologi karena jilbabnya. “Kemajuan teknologi sama sekali tidak mensyaratkan kaum perempuan harus melepaskan jilbabnya. Tidak ada hubungan sama sekali teknologi dengan jilbab perempuan,” ucap dia.

Lebih lanjut Zulkhairi menyarankan agar rektor ITK ini segera meminta maaf atas tindakan yang sudah membuat gaduh jagat maya, termasuk ke depannya jangan mengulangi hal serupa. “Segeralah minta maaf atas tindakan Xenofobia ini. Jangan usik ketenangan Muslim atau Muslimah dengan kalimat-kalimat yang melukai. Jika sekeluarga Anda yang perempuan tidak memakai penutup kepala, itu urusan Anda tetapi hormatilah orang lain yang memakainya tanpa melukainya dengan lisan kita,” tambahnya.

Sebelumnya, Budi Santoso menulis status di media sosial pada 27 April 2022 yang viral karena memicu kontroversi lantaran mengandung unsur suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Dia tidak segan melabeli mahasiswa perempuan yang berjilbab. \"Tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun,\" demikian salah satu status guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tersebut yang viral dikutip di Jakarta, Sabtu (30/4/2022).

Tulisan budi terkait program seleksi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbudristek dalam seleksi beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang berada di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement