Ahad 01 May 2022 17:45 WIB

Satgas Pangan DIY: Harga Migor Kemasan Masih Tinggi, Curah Turun Dekati HET

Satgas pangan DIY menyebut stok stok migor melimpah bahkan sebelum larangan ekspor

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Warga membeli minyak goreng saat Operasi Pasar Minyak Goreng Curah di Gedung Serbaguna Pemkab Sleman, Yogyakarta. Satuan Tugas (Satgas) Pangan DIY menyebut, ketersediaan atau stok minyak goreng (migor) sangat mencukupi di DIY, bahkan sebelum dikeluarkannya keputusan larangan ekspor bahan baku migor dan migor ke luar negeri. Dikatakan, ketersediaannya saat ini sudah mulai normal, baik migor curah maupun kemasan.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Warga membeli minyak goreng saat Operasi Pasar Minyak Goreng Curah di Gedung Serbaguna Pemkab Sleman, Yogyakarta. Satuan Tugas (Satgas) Pangan DIY menyebut, ketersediaan atau stok minyak goreng (migor) sangat mencukupi di DIY, bahkan sebelum dikeluarkannya keputusan larangan ekspor bahan baku migor dan migor ke luar negeri. Dikatakan, ketersediaannya saat ini sudah mulai normal, baik migor curah maupun kemasan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Pangan DIY menyebut, ketersediaan atau stok minyak goreng (migor) sangat mencukupi di DIY, bahkan sebelum dikeluarkannya keputusan larangan ekspor bahan baku migor dan migor ke luar negeri. Dikatakan, ketersediaannya saat ini sudah mulai normal, baik migor curah maupun kemasan.

Anggota Satgas Pangan dari Polda DIY, Sarwendo mengatakan, ketersediaan migor curah sebelumnya sempat mengalami kendala dikarenakan distribusi yang terlambat. Sedangkan, untuk ketersediaan migor kemasan melimpah di pasaran.

"Stok dari awal memang aman sejak sebelum larangannya ada. Larangan ekspor kita juga sudah dialokasikan untuk DIY (dari pemerintah pusat), memang waktu itu ada distribusi agak terlambat, tapi stoknya sudah cukup aman," kata Sarwendo yang juga yang juga Kepala Sub Direktorat Industri Perdagangan (Kasubdit Indag) I Ditreskrimsus Polda DIY tersebut kepada Republika, Ahad (1/5).

Sarwendo menuturkan, saat ini ketersediaan migor di seluruh distributor yang ada di DIY dikatakan penuh. Di DIY ada empat distributor (D1) yang ditunjuk pemerintah pusat untuk mendistribusikan migor.

Sedangkan, ketersediaan migor di distributor tingkat dua (D2) juga terpenuhi dan di DIY ada 10 D2. Pengecer yang membeli migor, katanya, juga terlayani karena ketersediaan migor yang mencukupi untuk diedarkan ke konsumen.

"Sekarang semuanya sudah normal, seluruh distributor yang ada di DIY stoknya semuanya full. Jadi, pengecer-pengecer yang belanja, mereka kapan saja bisa dilayani dan itu pasti full," ujarnya.

Meskipun ketersediaan migor aman, namun untuk harga migor yang kemasan masih tinggi di DIY. Sarwendo menuturkan, harga migor kemasan masih di kisaran Rp 22 ribu sampai Rp 25 ribu untuk isian satu liter.

Dengan adanya kebijakan larangan ekspor migor, diharapkan dapat semakin menurunkan harga migor, terutama untuk yang kemasan. "Nanti setelah dengan konsumsi semuanya terpenuhi, dengan otomatis dengan sendirinya kan nilai harga akan bersaing, harapan kita akan turun (untuk migor kemasan)," jelasnya.

Sementara, untuk harga migor curah sudah turun signifikan. Berdasarkan pantauan yang dilakukan, katanya, harga migor curah sudah mendekati Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Harga untuk curah sudah sangat-sangat turun, artinya sudah mendekati HET untuk di konsumen. Di konsumen HET-nya Rp 15.500 per kg, sekarang sudah mendekati (HET) rata-rata Rp 15.600, agak lebih 100 rupiah saja, itu rata-rata. Sudah bagus dari sebelumnya yang Rp 18 ribu atau Rp 17 ribu, jadi sudah turun," tambah Sarwendo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement