Senin 02 May 2022 07:29 WIB

Wapres: Ramadhan Berakhir, Semangat Ibadah Jangan Terhenti

Umat Islam harus mampu meneruskan kebiasaan baik selama Ramadhan. 

Red: Ratna Puspita
Wakil Presiden Maruf Amin.
Foto: Dok. BPMI/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin berpesan agar semangat ibadah umat Islam hendaknya tidak terhenti seiring berakhirnya Ramadhan tahun ini. Ibadah Ramadhan harus menjadi momen latihan membentuk diri menjadi umat yang bertakwa.

"Ibadah Ramadhan yang kita jalankan selama satu bulan penuh merupakan ajang latihan untuk membentuk diri menjadi umat yang benar-benar bertakwa, yang haqqo tuqotih. Hendaknya semangat ibadah kita tidak berhenti menyala seiring dengan berakhirnya Ramadhan," ujar Wapres dalam video sambutan yang ditayangkan secara virtual, pada acara Gema Takbir Akbar Nasional di Masjid Istiqlal Jakarta, Ahad (1/5/2022) malam.

Baca Juga

Wapres mengatakan pada bulan-bulan selanjutnya, umat Islam harus mampu meneruskan kebiasaan baik yang telah terbentuk, untuk mewujudkan kualitas kehidupan yang lebih baik. Wapres menyampaikan, bangsa Indonesia patut bersyukur karena tahun ini dapat merayakan Idul fitri dengan lebih bersukacita, karena penyebaran Covid-19 di Indonesia lebih terkendali.

Dia mengimbau masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan dalam merayakan Idul Fitri. Wapres menilai perayaan Idul Fitri tahun ini lebih semarak karena masyarakat dapat melaksanakan kembali tradisi mudik setelah 2 tahun menahan kerinduan suasana hari raya di kampung halaman.

Wapres dapat merasakan kegembiraan masyarakat menyambut Idul Fitri, karena bisa bertemu langsung dengan keluarga dan kerabat tercinta. "Saya ucapkan selamat hari raya Idul Fitri 1443 H kepada seluruh saudara-saudara umat Islam," ujar wapres.

Dia berharap ramadhan dan Idul Fitri tahun ini memberikan semangat baru bangsa untuk terus berjuang dan berkarya di tengah upaya pemulihan dan percepatan pembangunan menuju Indonesia maju. "Jaga terus silaturrahim dan persaudaraan dalam ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathoniyah, karena itulah pondasi bagi kita membangun negeri ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan inayahnya dan meridhoi setiap ikhtiar yang kita lakukan," katanya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
لَا يَسْتَوِى الْقَاعِدُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ غَيْرُ اُولِى الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْۗ فَضَّلَ اللّٰهُ الْمُجٰهِدِيْنَ بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ عَلَى الْقٰعِدِيْنَ دَرَجَةً ۗ وَكُلًّا وَّعَدَ اللّٰهُ الْحُسْنٰىۗ وَفَضَّلَ اللّٰهُ الْمُجٰهِدِيْنَ عَلَى الْقٰعِدِيْنَ اَجْرًا عَظِيْمًاۙ
Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk (yang tidak turut berperang) tanpa mempunyai uzur (halangan) dengan orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk (tidak ikut berperang tanpa halangan). Kepada masing-masing, Allah menjanjikan (pahala) yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar,

(QS. An-Nisa' ayat 95)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement