Khutbah Masjid Agung Al Azhar: Jihad Lawan Kedzaliman di Indonesia

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Joko Sadewo

Senin 02 May 2022 10:03 WIB

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Muhyiddin Junaidi menjadi khatib usai shalat Idul Fitri 1443 Hijriah yang dilaksanakan di Kompleks Masjid Agung Al Azhar, Jakarta, Senin (2/5). Foto: istimewa/doc humas Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Muhyiddin Junaidi menjadi khatib usai shalat Idul Fitri 1443 Hijriah yang dilaksanakan di Kompleks Masjid Agung Al Azhar, Jakarta, Senin (2/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Muhyiddin Junaidi menjadi khatib usai shalat Idul Fitri 1443 Hijriah yang dilaksanakan di Kompleks Masjid Agung Al Azhar. Ia menyampaikan khutbah yang bertemakan "Meraih Kemenangan Hakiki di Hari Raya Idul Fitri".

Kemenangan yang hakiki itu, disebutnya dapat diraih dengan jihad di jalan Allah. Namun, bukan jihad yang dilakukan dengan mengangkat senjata, memerangi pihak yang berbeda agama, dan berselisih dengan orang yang memiliki pandangan politik tak sama.

"Tapi melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan sesuai dengan syariat Allah SWT. Jihad dalam negeri, jihad konstitusi, jihad melawan kemiskinan, melawan keterbelakangan, melawanan kedzaliman yang saat ini kita masih saksikan di negara Republik Indonesia tercinta," ujar Muhyiddin di Kompleks Masjid Agung Al Azhar, Jakarta, Senin (2/5).

Untuk itulah, umat Islam di Indonesia harus selalu menghiasi dirinya dengan sifat-sifat terpuji, baik selama Ramadhan ataupun setelahnya. Serta, mendemonstrasikan dirinya sebagai umat yang cinta perdamaian.

"Umat Islam adalah manusia yang cinta perdamaian. Umat islam adalah yang cinta ilmu pengetahuan, toleransi, umat Islam adalah manusia yang kolaboratif untuk meraih keridhoan Allah," ujar Muhyiddin.

Dengan begitu, ia yakin Allah akan memberikan ridho dan penghargaannya bagi umat Islam yang telah berjuang di jalan-Nya. Harapannya, Indonesia turut mendapatkan berkah dan kerahmatan dari Allah.

"Semoga Indonesia yang besar dan tercinta ini InsyaAllah ke depan lebih maju di bawah pemimpin-pemimpin yang adil, bijaksana, yang shalihin. Sehingga kita akan meraih keberkahan sesuai dengan janji Allah SWT," ujar Muhyiddin.

Indonesia disebutnya telah dicoba oleh Allah lewat pandemi Covid-19 selama kurang lebih tiga tahun. Itu menjadi tanda bahwa masyarakat dicoba karena kedzaliman yang ada di dalam negeri dan cobaan bagi umat Islam Indonesia.

"Mari kita sama-sama berdoa semoga virus corona yang telah melanda negara kita hampir tiga tahun lamanya segera diangkat oleh Allah SWT. Semoga dengan adanya virus ini bisa dijadikan peringatan bagi semua, bahwa kita sudah melakukan kedzaliman," ujar Muhyiddin.

Dalam shalat Idul Fitri 1443 Hijriah tersebut, turut dihadiri mantan wakil presiden Republik Indonesia Muhammad Jusuf Kalla dan mantan ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie. Serta, mantan ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin.