REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Membuat isian ketupat ternyata gapang-gampang susah. Executive sous chef di The Sultan Hotel & Residence Jakarta, Eric Kusnadi menjelaskan isian ketupat sebaiknya sebanyak satu pertiga dari kapasitas kulitnya.
Eric menjelaskan pencampuran juga bertujuan membuat ketupat masih memiliki tekstur beras. Untuk membuatnya wangi, Eric menyarankan untuk memasukkan daun salam dan garam dalam air rebusan. Rebus ketupat dalam waktu lama, atau sekitar tiga jam agar, agar awet. Beras isian cukup direndam selama 15 menit agar lembab saja.
Eric mengatakan salah satu tujuan ketupat itu untuk food preservation (pengawetan makanan) untuk makanan utama. Jika berbentu nasi, maka keesokan harinya sudah benyek. Untuk kulit ketupat sendiri, Eric mengatakan banyak orang cenderung memilih menggunakan daun janur muda daripada tua agar lebih menarik dan cerah penampilannya.
Kulit ketupat bisa langsung dipakai tanpa perlakuan khusus, selain dicuci atau direndam air. Perlakuan khusus biasanya dibutuhkan setelah ketupat matang agar awet atau tidak cepat basi.
“Pascamatangnya itu baiknya di angin-angin, jangan diletakkan di satu tempat yang tertutup. Tujuannya angin-angin agar cepat lepas panasnya, jadinya lebih awet, itu bisa dua sampai tiga hari,” ujar Eric.
Jika disimpan dalam tempat tertutup, maka ketupat cepat berlendir. Cara menyimpannya adalah menggantung sebanyak dua atau tiga buah dalam satu ikat di tempat panjang. "Makanan kalau panasnya nyimpan di dalam, maka dia jadi cepat basi," kata Eric.