Selasa 03 May 2022 07:25 WIB

Sebut Hitler Keturunan Yahudi, Israel: Tak Termaafkan

Pernyataan soal Hitler Yahudi kebohongan tak termaafkan dan merendahkan Holocaust

Rep: Rizky Jaramaya / Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Monumen Holocaust di Berlin
Foto: Irfan Junaidi/www.republika.co.id
Monumen Holocaust di Berlin

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel mengecam Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov yang mengatakan bahwa Adolf Hitler memiliki asal-usul Yahudi. Pemerintah Israel mengatakan, pernyataan Lavrov adalah kebohongan "tak termaafkan" yang merendahkan peristiwa Holocaust.

Para pemimpin dari beberapa negara Barat mengecam komentar Lavrov. Sementara Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy menuduh Rusia telah melupakan pelajaran dari Perang Dunia II. Kementerian Luar Negeri Israel memanggil duta besar Rusia dan menuntut permintaan maaf.

"Kebohongan semacam itu dimaksudkan untuk menuduh orang Yahudi sendiri atas kejahatan paling mengerikan dalam sejarah yang dilakukan terhadap mereka. Penggunaan Holocaust orang Yahudi untuk tujuan politik harus segera dihentikan," kata Perdana Menteri Israel Naftali Bennett.

Lavrov membuat pernyataan di televisi Italia pada Ahad (1/5/2022), ketika dia ditanya mengapa Rusia perlu "mendenazifikasi" Ukraina jika Presiden Zelenskyy, adalah seorang Yahudi. Ketika itu, Lavrov menjelaskan bahwa Hitler memiliki asal usul Yahudi.

"Ketika mereka mengatakan 'Nazifikasi macam apa jika kita adalah orang Yahudi', saya pikir Hitler juga memiliki asal-usul Yahudi, jadi itu tidak berarti apa-apa. Sudah lama kita mendengar orang-orang Yahudi yang bijak mengatakan bahwa, anti-Semit terbesar adalah orang-orang Yahudi itu sendiri," kata Lavrov kepada saluran televisi Rete 4.

Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid, yang kakeknya meninggal dalam peristiwa Holocaust, mengatakan, menuduh orang Yahudi sebagai anti-Semit adalah tingkat rasisme yang paling dasar.  Dia juga menepis pernyataan Lavrov bahwa, unsur-unsur pro-Nazi menguasai pemerintah dan militer Ukraina.

"Ukraina bukan Nazi. Hanya Nazi yang Nazi dan hanya mereka yang berurusan dengan penghancuran sistematis orang-orang Yahudi," kata Lapid kepada situs berita YNet.  

Israel telah menyatakan dukungan berulang untuk Ukraina setelah invasi Rusia pada 24 Februari. Namun Israel waspada terhadap ketegangan hubungan dengan Rusia, yang menguasai Suriah.

Pada awalnya Israel menghindari kritik langsung terhadap Moskow,dan belum memberlakukan sanksi formal terhadap oligarki Rusia. Namun, hubungan menjadi lebih tegang, ketika Lapid menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina.  

Komisioner anti-Semitisme pemerintah Jerman, Felix Klein, mengatakan, pernyataan Lavrov mengejek para korban Nazisme. Lavrov menghadapi orang Yahudi di seluruh dunia dengan anti-Semitisme terbuka. Pemimpin Mayoritas Senat Amerika Serikat, Chuck Schumer, yang merupakan seorang Yahudi, sangat tersinggung dengan pernyataan Lavrov.

"Sebagai seorang Yahudi yang terpilih menjadi pejabat tertinggi di AS, saya sangat tersinggung dengan apa yang dikatakan Lavrov," kata Schumer di Washington.

Ketua Yad Vashem, peringatan di Israel untuk enam juta orang Yahudi yang tewas dalam Holocaust, Dani Dayan, mengatakan, pernyataan Lavrov adalah penghinaan dan pukulan telak bagi para korban Nazisme. Berbicara di radio Kan, Dayan mengatakan, Lavrov menyebarkan teori konspirasi anti-Semit tanpa dasar fakta.

Identitas salah satu kakek Hitler tidak diketahui. Tetapi ada beberapa spekulasi bahwa Hitler kemungkinan adalah seorang Yahudi. Namun spekulasi itu tidak pernah didukung oleh bukti apapun,

Di sisi lain, presiden Ukraina juga mendapat kritik di Israel dengan menyatakan analogi antara konflik di negaranya dan Perang Dunia Kedua.  Dalam sebuah pidato di parlemen Israel pada Maret lalu, Zelenskyy membandingkan serangan Rusia di Ukraina dengan tindakan Nazi di Jerman untuk membunuh semua orang Yahudi selama Perang Dunia Kedua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement