Selasa 03 May 2022 08:12 WIB

Suasana Tenang Momen Idul Fitri di Jalur Gaza

Serangan berulang oleh Israel ke Masjid Al Aqsa selama Ramadhan membawa kekhawatiran

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
 Warga Palestina berkumpul di Kompleks Masjid Al Aqsa, Yerusalem, Kamis (13/5), usai melaksanakan sholat Idul Fitri 1442 H.
Foto: AP/Mahmoud Illean
Warga Palestina berkumpul di Kompleks Masjid Al Aqsa, Yerusalem, Kamis (13/5), usai melaksanakan sholat Idul Fitri 1442 H.

REPUBLIKA.CO.ID, Gaza -- Warga Jalur Gaza merayakan Idul Fitri dalam suasana tenang dan nyaman setelah serangan baru Israel tidak pecah. Serangan berulang kali oleh pasukan Israel ke Masjid Al Aqsa selama Ramadhan membawa kekhawatiran.

Ketegangan yang meningkat selama berminggu-minggu dan baku tembak sporadis antara Gaza dan Israel telah menimbulkan kekhawatiran atas serangan baru yang serupa pada Mei lalu. Serangan itu meletus setelah berminggu-minggu protes dan penggerebekan di Al Aqsa selama Ramadhan, kekerasan meningkat selama 11 hari menempatkan wilayah itu terkepung.

Tapi, perayaan kali ini cukup berbeda bagi keluarga Amani al-Kahlout. Perempuan itu bersemangat memasak dan dekorasi rumah, kemudian mempersiapkan di rumah setiap tahun untuk semua kebutuhan Idul Fitri dan sisa liburan.

"Saya sangat menyukai suasana Idul Fitri di Gaza. Saya suka menyiapkan makanan dan keramahtamahan khusus untuk pengunjung Idul Fitri," kata perempuan berusia 29 tahun itu.

"Idul Fitri adalah kesempatan untuk menghibur dan menciptakan kegembiraan dan kebahagiaan jauh dari tekanan di sekitar kita di Gaza," katanya dikutip dari //Aljazirah//.

Seorang selebriti Instagram dengan lebih dari 200 ribu pengikut ini mengatakan, dia senang menunjukkan bahwa Jalur Gaza tidak semua tentang bom, kehancuran dan darah. "Di Gaza, ada orang-orang yang memiliki ambisi, impian dan cinta untuk menikmati hidup mereka sepenuhnya, sama seperti orang lain di negara tetangga," katanya.

"Saya sering menerima pesan di akun saya dari pengikut di luar Gaza yang bertanya kepada saya, Apakah ini benar-benar [apa yang saya publikasikan] di Jalur Gaza? Seolah-olah satu-satunya citra Gaza adalah citra kehancuran dan pengeboman," ujarnya.

Al-Kahlout mengakui bahwa kondisi ekonomi dan politik di Gaza memiliki efek mencekik pada semua aspek kehidupan. Banyak orang kehilangan kemampuan untuk mencari nafkah dan tekanan psikologis hidup dalam situasi yang dapat meningkat setiap saat.

"Meskipun pengepungan berkelanjutan yang dikenakan pada kami … dan krisis tak berujung membuat kami derita, orang-orang masih menciptakan kebahagiaan untuk diri mereka sendiri," kata Al-Kahlout.

"Kegembiraan Idul Fitri adalah wajib dan saya ingin menciptakan suasana yang menyenangkan untuk keluarga saya," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement