REPUBLIKA.CO.ID,DONETSK -- Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko mengatakan serangan Rusia ke bagian timur wilayahnya menewaskan 21 orang dan melukai 21 lainnya. Dalam unggahannya di media sosial, Selasa (4/6/2022) Kyrylenko mengatakan angka itu termasuk 10 orang yang tewas di pabrik soda di kota Avdiivka.
Total warga sipil yang tewas dalam serangan ini tertinggi setelah serangan ke stasiun rel kereta di Kota Kramatorsk bulan lalu. Lebih dari 50 orang yang tewas dalam serangan itu.
Pasukan Rusia terus menggempur target-target di Ukraina timur. Mereka melepaskan tembakan ke pabrik baja yang menjadi benteng terakhir Ukraina di Kota Mariupol sementara Uni Eropa sedang menyiapkan sanksi minyak pada Moskow.
Di bawah naungan PBB dan Palang Merah sejumlah orang berhasil melakukan evakuasi dari Mariupol. Setelah meringkuk di pabrik baja Azovstal selama berminggu-minggu. Mereka tiba di Zaporizhzhia wilayah yang masih cukup aman dan dikuasai pemerintah Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia juga melaporkan mereka menembakan rudal ke pangkalan udara militer di Kota Odesa. Serangan itu menghancurkan drone-drone, rudal dan amunisi yang pasok Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutu Eropa ke Ukraina.
"Rudal presisi-tinggi Onyx menghantam pusat logistik di pangkalan udara militer di wilayah Odesa tempat pengiriman senjata dari negara asing," kata kementerian.
"Hangar yang berisi pesawat tanpa awak Bayraktar TB2 serta rudal dan amunisi dari AS dan negara-negara Eropa telah dihancurkan," tambah kementerian.
Rudal dan artileri Rusia juga menghantam berbagai target militer di seluruh Ukraina. Termasuk komando pusat, gudang senjata dan sebuah sistem rudal anti-pesawat S-300.
Gubernur Odesa Maksym Marchenko mengatakan sebuah roket menahan kota pelabuhan Laut Hitam pada Senin (2/5/2022) pagi. Serangan ini menimbulkan korban tewas dan luka.