REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil ketua DPD RI, Sultan B Najamudin, mendorong Kementerian Kesehatan RI untuk meningkatkan pengawasan dan deteksi dini terhadap hepatitis akut yang masih misterius penyebabnya dan sedang mengancam masyarakat, khususnya anak-anak di banyak negara saat ini. Hal ini menyusul adanya peringatan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan kejadian luar biasa (KLB) pada kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika, dan Asia.
"Belajar dari dari pengalaman epidemi Covid-19 kemarin, pemerintah harus bergerak cepat untuk melakukan hal-hal yang dianggap perlu untuk menekan tingkat penyebaran virus hepatitis ini. Jangan sampai kita mengulangi kesalahan yang sama," kata Sultan dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/5/2022).
Sultan mengingatkan pemerintah agar tidak boleh lagi menganggap sepele terhadap setiap potensi ancaman kesehatan yang berasal dari virus. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) seharusnya sudah memiliki prosedur yang baku dalam menyikapi fenomena hepatitis yang diduga diderita oleh tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta ini.
"Kami ingin pemerintah harus rapid response dan mampu menyiapkan langkah-langkah mitigasi yang efektif. Karena Indonesia sangat rentan terhadap berbagai jenis virus yang berkembang dari luar negeri. Apalagi saat ini kita belum benar-benar pulih pandemi Covid-19,” ujarnya.
Di sisi lain, ia mengimbau kepada orang tua untuk waspada dan tidak perlu panik. Ia meminta para orang tua untuk memastikan anak-anak tidak sembarangan mengonsumsi makanan yang tidak higienis dan senantiasa menjaga kebersihan lingkungan.
"Jika virus ini hanya akan menyasar pada anak-anak, maka ini adalah ancaman yang sangat menentukan bagi masa depan bangsa. Jangan sampai kita kembali kebobolan akibat keteledoran kita semua dalam menyikapi masalah kesehatan," ujarnya.
Baca juga : IDI Imbau Orang Tua Waspada Penyakit Hepatitis Akut di Masa Mudik Lebaran