Rabu 04 May 2022 13:52 WIB

Pakar: Tidak Perlu Panik dengan Penetapan Hepatitis Jadi KLB

Masyarakat perlu melakukan langkah kewaspadaan untuk keluarga.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pakar: Tidak Perlu Panik dengan Penetapan Hepatitis Jadi KLB. Ilustrasi Hepatitis
Foto: pixabay
Pakar: Tidak Perlu Panik dengan Penetapan Hepatitis Jadi KLB. Ilustrasi Hepatitis

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama meminta agar masyarakat tidak perlu panik dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus Hepatitis Akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia termasuk Singapura dan Indonesia. Tjandra menjelaskan, bila memang ada kasus penyakit apapun di dunia yang tidak seperti biasa maka akan dimasukkan dalam Disease Outbreak News (DONs) atau yang biasa disebut Kejadian Luar Biasa (KLB).

"Sehingga ini merupakan prosedur rutin di WHO untuk menyajikan informasi ke dunia tentang kejadian kesehatan masyarakat yang penting, atau yang berpotensi menjadi hal yang penting," kata Tjandra dalam keterangan, Rabu (4/5/2022).

Baca Juga

Saat ini, WHO kantor Amerika menyatakan sudah ada lebih dari 200 kasus dari 20 negara di dunia.

Sepanjang bulan April 2022 ada 10 penyakit Disease Outbreak News WHO, yaitu Hepatitis ini dengan laporan pertama 15 April di Inggris dan Irlandia serta 23 April di berbagai negara.

Lalu juga ada Ebola di Kongo, Japanese encephalitis di Australia, Salmoneum thypimurium di berbagai negara, Kolera di Malawi, Malaria di Somalia, Demam Kuning di Uganda, VDPV (vaccine derived polio virus) tipe 3 di Israel dan MERS CoV di Saudia Arabia. Sehingga, ada banyak yang masuk dalam DONs, bukan hanya Hepatitis.

Artinya, penempatan penyakit tertentu di dalam DONs bertujuan agar dunia mengetahui informasi awal dan menjadi perhatian bersama. Belum tentu berarti akan menjadi wabah luas dunia atau tidak. "Tegasnya, kita jelas perlu waspada tetapi tidak perlu juga menjadi panik tidak beralasan," tegas Tjandra.

Di sisi lain, negara juga perlu mengambil langkah antisipasi yang diperlukan, dan masyarakat melakukan langkah kewaspadaan untuk keluarga. Tentunya, juga dengan terus ikuti bukti-bukti ilmiah yang akan tersedia dalam hari-hari mendatang ini.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement