REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) diproyeksi cemerlang pada tahun ini. Pertumbuhan pendapatan yang ditopang fundamental kuat serta pemulihan ekonomi disebut menjadi sentimen positif bagi pergerakan saham bank pelat merah ini.
Analis Mirae Asset Sekuritas, Handiman Soetoyo, mengatakan pembukaan kembali aktivitas ekonomi akan menguntungkan industri perbankan termasuk BMRI. Selain itu, Handiman menyebut, perseroan juga akan diuntungkan dengan potensi kenaikan suku bunga.
"Kami yakin potensi kenaikan suku bunga akan berdampak positif pada NIM BMRI mengingat fokusnya untuk menumbuhkan segmen pinjaman dengan imbal hasil tinggi," kata Handiman, dikutip Senin (4/5/2022).
Handiman memperkirakan pertumbuhan pinjaman BMRI akan mencapai 12 persen pada tahun ini didorong pertumbuhan kredit yang kuat pada kuartal pertama. Handiman juga memperkirakan NIM perseroan akan mencapai 5,3 persen pada tahun ini.
Secara konsolidasi, pinjaman tumbuh kuat sebesar 8,9 persen YoY pada kuratal I 2022. Untuk bank saja, pertumbuhan kreditnya mencapai 8,2 persen. Sedangkan anak perusahaannya, PT Bank Syariah Indonesia (BRIS), mencatat pertumbuhan kredit sebesar 12,1 persen YoY.
Dalam upaya meningkatkan imbal hasil kredit, BMRI memfokuskan pertumbuhan kreditnya pada segmen-segmen dengan imbal hasil tinggi, seperti mikro yang mencapai11,1 persen YoY, termasuk KUR mencapai 22,7 persen YoY, UMKM 11,1 persen YoY, komersial 9,1 persen YoY, dan konsumen 8,9 persen YoY.
Pada tiga bulan pertama tahun ini, BMRI juga membukukan kinerja keuangan yang positif. Laba bersih perseroan tumbuh 69,5 persen YoY menjadi Rp 10,0 triliun. Pertumbuhan laba ini ditopang oleh pendapatan bunga yang lebih tinggi serta beban bunga yang lebih rendah.
Selain itu, inisiatif digital menunjukkan hasil yang menggembirakan. Total unduhan aplikasi Livin' by Mandiri mencapai 12 juta dengan jumlah pengguna tumbuh menjadi 7 juta hanya dalam 6 bulan sejak diluncurkan.
Sementara nilai transaksi pada aplikasi Livin" by Mandiri tumbuh sebesar 49 persen YoY menjadi Rp 508 triliun di kuartal I 2022. "Sekali lagi, kami menyaksikan daya tarik yang kuat dari bank konvensional yang besar dan mapan dalam memperoleh pelanggan berkualitas tinggi," kata Handiman.
Dibantu oleh inisiatif digitalnya, deposito perseroan tumbuh sebesar 7,4 persen YoY didorong oleh pertumbuhan CASA sebesar 11,7 persen YoY. Likuiditas tetap sehat dengan tingkat LDR sebesar 83,7 persen. Di sisi lain, NPL terus meningkat hingga kini level 2,74 persen.
Dengan berbagai sentimen positif ini, Handiman merekomendasikan beli saham BMRI dengan target harga di level 10.200 berdasarkan target P/B tahun 2022 sebesar 2,0x. Saat ini, harga saham BMRI bertengger pada level 8.950. Sejak awal tahun, saham BMRI telah menguat sebesar 27,40 persen.