REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia penyelenggara SEA Games Hanoi, Vietnam, terpaksa membatalkan tiga nomor perlombaan/pertandingan karena jumlah peserta kurang dari ketentuan. Dua nomor berasal dari cabang olahraga atletik yakni tolak peluru putri dan lontar martil putra yang hanya diikuti dua negara. Demikian keputusan yang diumumkan dalam Delegation Registration Meeting di Hanoi, Selasa (3/5) seperti dilansir Vietnam News, Rabu (4/5/2022).
Nomor tolak peluru putri hanya diikuti peserta dari Thailand dan Indonesia. Sementara lontar martil putra hanya Thailand dan Malaysia yang mendaftar. Berdasarkan peraturan, event akan bergulir setidaknya jika ada tiga negara yang ikut serta.
Sebelumnya, kondisi serupa juga terjadi pada cabang olahraga bola tangan, tepatnya bola tangan pantai putri karena hanya Vietnam dan Thailand yang ambil bagian. Alhasil, pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara edisi ke-31 ini akan menampilkan persaingan atlet dari 40 cabang olahraga dengan 523 nomor pertandingan dari 526 yang direncanakan.
Pembatalan tersebut berdampak pada rencana pengiriman atlet Indonesia, khususnya cabang olahraga atletik. Dari 23 atlet yang dikirim, satu di antaranya adalah atlet tolak peluru putri yakni Eki Febri Ekawati. Dia atlet yang memiliki potensi menyumbang medali. Eki juga merupakan pemegang rekor nasional (rekornas) tolak peluru putri yang diciptakan pada Kejuaraan Nasional 2017 dengan 15,60 meter.
Dia pernah menyumbang medali emas pada SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Ketika itu, dia menjadi yang terbaik setelah membukukan lemparan sejauh 15,39 meter. Eki mengalahkan dua wakil Thailand yang masing-masing membawa pulang perak dan perunggu yakni Areerat Intadis (15,33 meter) dan Sawitri Thongchao (14,26 meter).
Kemudian pada SEA Games 2019 di Filipina, Eki meraih perak usai membukukan lemparan sejauh 15,08 meter. Eki kalah dari Areerat Intadis yang meraih emas dengan 15,80 meter. Sementara perunggu juga diraih wakil Negeri Gajah Putih atas nama Athima Saowaphaiboon dengan 13,36 meter.