REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen mendesak jenderal tertinggi junta Myanmar untuk mengizinkan utusan khusus ASEAN bertemu pemimpin terguling Aung San Suu Kyi, Selasa (3/5/2022) waktu setempat. Ini adalah seruan Kamboja sebagai ketua ASEAN yang paling keras kepada junta untuk menunjukkan kominten pada proses perdamaian regional.
Hun Sen dalam panggilan video mengatakan kepada Min Aung Hlaing bahwa sangat penting utusan khusus ASEAN bertemu dengan semua pemangku kepentingan di Myanmar, termasuk Suu Kyi. Lima poin konsensus perdamaian Myanmar yang dibuat negara-negara anggota ASEAN dan didukung oleh PBB dan negara-negara besar, tetap menjadi satu-satunya inisiatif diplomatik formal yang diupayakan. Namun para pemimpin regional frustasi karena penghalang dari junta.
"Dia menekankan kembali pentingnya akses bagi utusan khusus untuk bertemu semua pihak terkait di Myanmar untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk memulai dialog politik yang inklusif," kata pernyataan kementerian luar negeri Kamboja tentang panggilan Hun Sen.
Min Aung Hlaing sebagai tanggapan atas desakan Hun Sen berjanji untuk memfasilitasi pertemuan dengan pihak lain terkait. Pihak berwenang Myanmar dikatakan tetap memfasilitasi distribusi bantuan kemanusiaan.
Seorang juru bicara penguasa militer Myanmar tidak segera menanggapi permintaan komentar. Seperti telah ditetapkan bersama bahwa ASEAN telah melarang para jenderal Myanmar menghadiri pertemuan-pertemuan utamanya, termasuk pertemuan puncak mendatang di AS. Prasyarat dari ASEAN ini ditekankan sampai militer Myanmar mengakhiri permusuhan, memungkinkan dialog dan akses kemanusiaan.
Junta telah mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen pada kesepakatan tersebut, namun memiliki kewajiban untuk memastikan keamanan. Panggilan Hun Sen terjadi menyusul perjalanan ke Myanmar pada Maret oleh utusan, menteri luar negerinya, Prak Sokhonn. Kunjungan tersebut menurut para aktivis dan pemerintah bayangan disukai junta karena dia tidak bertemu pihak lain dalam konflik.
Prak Sokhonn mengatakan, bahwa ia mencari akses ke Suu Kyi, tetapi ditolak. Dua bulan sebelumnya, dia mengkritik desakan utusan sebelumnya pada akses Suu Kyi dan menyebutnya sebagai "tidak produktif".