REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengamat Ekonomi Syariah dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Irfan Syauqi Beik menilai, penghimpunan dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ziswaf) sepanjang Ramadhan 2022 meningkat. Peningkatan itu diproyeksi meningkat sebesar 30 persen-40 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu.
“Meski belum ada data resmi yang dirilis, tapi saya melihat ziswaf berpotensi meningkat 30 persen-40 persen jika dibandingkan dengan Ramadhan tahun lalu,” kata Irfan saat dihubungi Republika, Rabu (4/5/2022).
Irfan menambahkan, terdapat sejumlah lembaga filantropi Islam yang perolehan penghimpunan dana ziswafnya melebihi 40 persen jika dibandingkan dengan Ramadhan di tahun lalu. Adanya peningkatan penghimpunan dana ziswaf dinilai dipengaruhi beberapa hal, yakni semangat berbagi yang tinggi dan pulihnya ekonomi nasional secara berangsur.
Pihaknya pun menilai, antusiasme umat Islam dalam bersedekah di bulan Ramadhan sangatlah tinggi. Di mana dia menilai gerakan berbagi tumbuh sedemikian cepat. Untuk itu Irfan optimistis bahwa penghimpunan dana ziswaf pun akan meningkat.
Pihaknya juga menilai adanya tren berziswaf umat melalui lembaga yang semakin meningkat. Umat dinilai sudah mulai terbiasa menyalurkan dana ziswafnya melalui lembaga filantropi karena adanya kemampuan lembaga filantropi Islam dalam menjaga kepercayaan muzakki.
“Kita lihat umat juga sudah mulai terbiasa mengumpulkan ziswaf melalui LAZ (lembaga amil zakat) akibat kemampuan LAZ resmi dalam menjaga kepercayaan dan memudahkan proses pengumpulan yang memanfaatkan teknologi,” kata dia.
Namun demikian dia menekankan, edukasi perlu terus ditingkatkan karena masih banyak masyarakat Muslim Indonesia yang masih menyalurkan dana ziswafnya secara sendiri-sendiri.