REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah sudah mengevaluasi kepadatan arus mudik khusus di sektor penyeberangan yang terjadi di lintas Merak-Bakauheni. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan untuk mengantisipasi saat arus balik Bakauheni-Merak akan menyiapkan Pelabuhan Panjang, Lampung sebagai pelabuhan alternatif.
“Pelabuhan Panjang adalah suatu alternatif yang relatif dekat dengan penduduk. Tentu ini bisa memecah jumlah tekanan terhadap Pelabuhan Bakauheni,” kata Budi saat meninjau Pelabuhan Panjang, Rabu (4/5/2022).
Budi menuturkan, di Pelabuhan Panjang akan ada delapan kapal yang relatif besar langsung ke Pelabuhan Ciwandan. Artinya, kata Budi, dengan adanya pelabuhan alternatif tersebut dapat memecah kepadatan kendaraan yang akan berangkat dari Lampung menuju Merak.
“Delapan kapal yang relatif besar dari Pelabuhan Panjang langsung ke Ciwandan artinya jalur daratnya berkurang cukup panjang di Lampung hampir 10 kilometer dan juga di Pelabuhan Merak berkurang kurang lebih lima kilometer,” ujar Budi.
Budi mengharapkan dengan dibukanya Pelabuhan Panjang sebagai plabuhan alternatif maka tidak ada lonjakan yang berarti di Pelabuhan Bakauheni. Budi memastikan sudah berkoordinasi dengan kepolisian dan korlantas untuk mengarahkan kendaraan logistik ke Pelabuhan Panjang. “Harapannya Pelabuhan Bakauheni tidak mendapatkan kendaraan truk yang besar. Kendaraan yang lebih kecil bisa berjalan dengan baik,” tutur Budi.
Sementara itu, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memastikan pemerintah akan menindaklanjuti hasil evaluasi arus mudik. Khususnya pergerakan di lintas Merak-Bakauheni yang cukup padat. “Kesimpulannya adalah perlu ada alternatif jalur pelabuhan di luar Bakauheni, pilihannya jatuh di Pelabuhan Panjang ini,” jelas Muhadjir.