REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga daging sapi terus mengalami kenaikan hingga lebih dari Rp 160 ribu per kilogram (kg). Badan Pangan Nasional (NFA) tak menampik adanya kenaikan itu. Upaya penanganan fokus pada pemenuhan lonjakan permintaan agar harga dapat diredam.
Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan, NFA, Risfaheri, kepada Republika.co.id, Rabu (4/5/2022), mengatakan, pihaknya tengah melakukan pemantauan lebih jauh terhadap ketersediaan daging baik sapi maupun kerbau.
"Terutama di daerah konsumen utama Jabodetabek dan Bandung Raya," kata Risfaheri.
Ia menuturkan, untuk memastikan ketersediaan pasokan daging sapi, NFA berkoordinasi dengan para pelaku usaha feedloter dan asosiasi pedagang daging. Peemrintah telah membuka impor daging kerbau India yang dilakukan oleh Bulog.
Adapun, untuk pemenuhan dari dalam negeri, NFA masih terus melakukan mobilisasi daging sapi lokal ke wilayah Jabodetabek yang menjadi daerah paling banyak mengonsumsi daging. Sebanyak 5.000 ekor dimobilisasi melalui PT Berdikari (Persero).
NFA telah menyiapkan bantuan biaya pengangkutan sapi peternak lokal utk dimobilisasi ke Jakarta & sekitarnya melalui PT Berdikari sebanyak 5000 ekor.
Terlepas dari sejumlah langkah pemerintah, Risfaheri menekankan, situasi harga daging sapi tahun ini memang mengalami kenaikan. Salah satunya, dampak dari harga sapi bakalan asal Australia yang digemukkan di Indonesia.
"Alhamdulillah, kebutuhan daging sapi/kerbau dalam menghadapi lebaran terpenuhi dengan baik meskipun dengan harga sedikit lebih tinggi dari tahun kemarin," ujarnya.
Sementara itu, untuk mengamankan harga daging dan telur ayam ras, NFA menyiapkan bantuan biaya angkut jagung pakan dari sentra pertanaman ke sentra peternak di Kendal dan Blitar.
Melalui bantua itu, diharapkan peternak bisa membelinya dengan harga Rp 5.000 - Rp 5.200 per kg, atau lebih rendah dari harga saat ini yang sudah tembus Rp 6.000 per kg.
"Untuk tahap pertama, NFA sudah menyiapkan bantuan biaya angkut jagung dari petani/produsen ke peternak sebanyak 500 ton di Kendal dan 500 ton di Blitar," katanya.