REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika Nabi Muhammad SAW menyampaikan ajaran Islam untuk keselamatan di dunia dan akhirat, Rasulullah mendapat banyak olok-olokan dari kaum musyrik dan kafir. Mereka mengolok-olok Nabi Muhammad SAW dan meminta azab hari kiamat disegerakan datangnya.
Kemudian Allah SWT menyampaikan kepada Rasul-Nya agar menyampaikan kepada kaum musyrik dan kafir bahwa hari kiamat pasti akan datang. Hal ini dijelaskan dalam Surah An-Nahl Ayat 1 dan tafsirnya.
اَتٰىٓ اَمْرُ اللّٰهِ فَلَا تَسْتَعْجِلُوْهُ ۗسُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ
Ketetapan Allah pasti datang, maka janganlah kamu meminta agar dipercepat (datang)nya. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. (QS An-Nahl: 1)
Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama ayat ini menerangkan, Allah menegaskan bahwa ketetapan Allah pasti datang. Maksud ketetapan Allah dalam ayat ini adalah hari kiamat yang telah diancamkan kepada kaum musyrik dan orang-orang kafir.
Kaum musyrik dan orang-orang kafir mengolok-olok meminta kepada Nabi Muhammad agar azab hari kiamat itu segera didatangkan. Itulah sebabnya, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk mengatakan bahwa azab Allah yang akan dijatuhkan kepada mereka pasti terjadi.
Allah SWT melarang mereka agar tidak meminta azab itu disegerakan datangnya, karena azab hari kiamat itu akan datang pada waktu yang telah ditentukan dan diputuskan-Nya.
Dalam ayat ini, Allah SWT memberitakan datangnya hari kiamat dengan menggunakan kata kerja bentuk lampau (fi'il madhi) padahal azab itu belum terjadi. Hal ini memberikan pengertian bahwa azab itu betul-betul akan terjadi.
Ayat ini mengandung ancaman bagi orang-orang kafir dan sekaligus mengandung pemberitahuan kepada mereka bahwa azab yang akan ditimpakan kepada mereka dan kehancuran mereka telah dekat dan pasti datang.
Allah SWT menyatakan bahwa Dia Maha Suci dari apa yang mereka persekutukan. Dia tidak memerlukan sekutu dan pembantu untuk menjatuhkan azab kepada mereka. Bantahan ini sebagai jawaban terhadap pernyataan mereka (orang kafir), karena mereka mengatakan akan meminta bantuan (syafa'at) kepada patung-patung yang mereka sembah.