REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Rabu (4/5/2022), bahwa telah menonaktifkan enam stasiun kereta api di Ukraina. Stasiun-stasiun tersebut diklaim digunakan untuk memasok senjata buatan Barat untuk pasukan Ukraina di timur negara itu.
Moskow menonaktifkan stasiun kereta api dengan mengebom pasokan listrik menggunakan senjata berbasis udara dan laut berpresisi tinggi. Kementerian Pertahanan Rusia tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang jenis senjata buatan Barat yang dipasok ke pasukan Ukraina melalui stasiun-stasiun itu.
Kementerian Pertahanan Rusia juga mengatakan telah melumpuhkan 40 sasaran militer Ukraina. Dari fasilitas tersebut, terdapat empat depot yang menyimpan amunisi dan senjata artileri.
Kepala kereta api Ukraina Oleksandr Kamyshin sebelumnya mengatakan, serangan Rusia menghantam enam stasiun kereta api di wilayah tengah dan barat Ukraina. Serangan tersebut menimbulkan kerusakan parah.
Baca juga : Silaturahim Sandi ke PKS dan PAN Dinilai Terkait Pilpres
Kurang lebih sebanyak 14 kereta tertunda karena serangan itu. Gubernur wilayah Dnipro Valentyn Reznichenko mengatakan, rudal Rusia menghantam infrastruktur kereta api di daerah itu, menyebabkan satu orang terluka dan mengganggu pergerakan kereta api.
Sedangkan militer Ukraina juga melaporkan serangan di jalur kereta api di wilayah Kirovohrad. Petugas mengatakan ada korban yang tidak disebutkan jumlahnya.
Kereta api Ukraina telah memainkan peran penting dalam memindahkan orang, barang, dan perlengkapan militer selama perang karena jalan dan jembatan telah rusak. Bahkan jalur kereta pun menjadi salah satu pilihan ekspor barang yang mulai berjalan kembali.
Dengan pelabuhan laut Ukraina diblokir sejak perang dimulai, eksportir biji-bijian terbesar keempat di dunia itu terpaksa mengirim pengiriman dengan kereta api. Pengiriman ini melalui perbatasan baratnya atau melalui pelabuhan sungai kecil Danube ke Rumania.
Baca juga : Muslim Ukraina Rayakan Idul Fitri di Bawah Bayang-Bayang Bom Rusia