REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sikap tamak merupakan salah satu sikap tercela. Sikap ini pun bisa berdampak buruk. Di antara dampak buruk tersebut adalah sebab kegagalan dan kerugian. Ia adalah penyakit, kenistaan, dan kehinaan.
Ulama asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi, mengungkapkan tamak itulah yang menyebabkan ketidaksuksesan dan kerendahan.
“Bukti nyata atas hal tersebut adalah kehinaan dan kenistaan yang dialami oleh bangsa Yahudi, bangsa yang paling rakus terhadap dunia," kata Nursi dikutip dari karyanya yang berjudul “Misteri Puasa, Hemat, dan Syukur” terbitan Risalah Nur Press.
Menurut dia, tamak memperlihatkan dampak buruknya mulai dari wilayah makhluk hidup yang paling luas hingga individu yang paling kecil.
Sebaliknya, mencari rezeki dengan sikap tawakal mendatangkan kelapangan dan ketenangan. Dia memperlihatkan buahnya yang bermanfaat di setiap tempat.
Sebagai contoh, kata Nursi, berbagai tumbuhan dan pohon berbuah yang membutuhkan rezeki, yang mana tumbuhan termasuk kategori makhluk hidup, mendapatkan rezeki dengan sangat cepat meskipun tetap diam di tempatnya disertai tawakal dan sikap qanaah, tanpa menunjukkan tanda ketamakan. Tumbuhan mengalahkan hewan dilihat dari sisi pemberian nutrisi kepada buahnya.
Adapun hewan mendapatkan rezeki setelah melakukan berbagai upaya, rezeki yang didapatkannya juga sedikit dan terbatas. Hal itu lantaran hewan memburunya dengan sikap tamak.
"Bahkan, dalam dunia hewan pun kita melihat bagaimana rezeki dilimpahkan kepada yang masih kecil, yang menunjukkan rasa tawakal kepada Allah SWT lewat kondisi mereka yang lemah. Rezeki mereka yang lembut dan sempurna dikirim dari perbendaharaan rahmat Ilahi," jelas Nursi.
Sementara, lanjut dia, berbagai hewan buas yang memangsa buruannya dengan sangat tamak baru mendapatkan rezeki setelah melakukan usaha keras.
"Dua kondisi tersebut menjelaskan secara sangat gamblang bahwa sikap tamak menyebabkan keterhalangan. Sebaliknya, sikap tawakal, dan qanaah menjadi sarana pembuka rahmat dan karunia Tuhan," kata Nursi.