REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pemerintah Rusia membantah kabar yang menyebut bahwa mereka akan mendeklarasikan perang terhadap Ukraina pada 9 Mei mendatang. Tanggal itu dirumorkan dipilih Moskow karena bertepatan dengan peringatan kemenangan Uni Soviet pada Perang Dunia II.
“Itu tidak benar (Rusia akan mendeklarasikan perang terhadap Ukraina pada 9 Mei). Itu omong kosong,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada awak media, Rabu (4/5/2022).
Dia mengimbau agar publik tidak mendengarkan spekulasi bahwa Moskow mungkin akan mengambil keputusan tentang mobilisasi nasional. Pada Selasa (3/5/2022) lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Berbeda dengan rumor yang beredar, pada kesempatan itu, Putin menyampaikan bahwa Rusia siap menjalin dialog dan negosiasi dengan Ukraina.
“Presiden Rusia menjelaskan pendekatan mendasar untuk negosiasi dengan perwakilan Ukraina. Secara khusus, dia (Putin) menekankan bahwa meskipun Kiev tidak konsisten dan tidak siap untuk kerja serius, Rusia tetap terbuka untuk berdialog,” kata Kremlin dalam keterangan persnya, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
Baca juga : AS Kerahkan Intelijen untuk Bantu Ukraina Bunuh Jenderal Rusia di Medan Perang
Saat berbicara dengan Macron, Putin juga menyampaikan bahwa negara-negara Uni Eropa mengabaikan kejahatan perang yang dilakukan pasukan Ukraina. Putin secara khusus menyoroti aksi pengeboman Ukraina ke desa dan kota Donbas yang menyebabkan jatuhnya korban sipil.
“Barat mungkin berkontribusi untuk mengakhiri kejahatan ini dengan memberikan tekanan pada pihak berwenang di Kiev dan menghentikan pasokan senjata ke Ukraina,” kata Kremlin.
Konflik Rusia-Ukraina telah berlangsung selama lebih dari dua bulan, terhitung sejak dimulainya serangan, yakni pada 24 Februari lalu. Menurut PBB, lebih dari 3.150 warga sipil di Ukraina telah tewas akibat serangan Rusia. Badan Pengungsi PBB (UNHCR) memperkirakan akan ada sekitar 8,3 juta orang meninggalkan Ukraina tahun ini.
Sejauh ini, lebih dari 5 juta warga Ukraina sudah mengungsi ke negara-negara tetangga. Konflik Rusia-Ukraina telah memicu krisis pengungsi terburuk di Eropa sejak berakhirnya Perang Dunia II.
Baca juga : Rusia Tuding Tentara Bayaran Israel Bantu Milisi Azov di Ukraina