REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Inggris telah melarang semua ekspor sektor jasa ke Rusia, Rabu (4/5/2022). Inggris pun memberlakukan sanksi terhadap 63 individu dan organisasi Rusia.
“Melakukan bisnis dengan rezim (Presiden Rusia Vladimir) Putin bangkrut secara moral dan membantu mendanai mesin perang yang menyebabkan penderitaan yang tak terhitung di seluruh Ukraina,” kata Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss dalam sebuah pernyataan.
Dia berpendapat, memotong akses Rusia ke layanan Inggris akan memberi lebih banyak tekanan pada Moskow. “Hal ini pada akhirnya membantu memastikan Putin gagal di Ukraina,” ujarnya.
Dengan sanksi terbaru tersebut, Inggris memutus akses Rusia ke layanan konsultasi manajemen, akuntansi, dan hubungan masyarakat Inggris. Selain itu, Inggris turut memberlakukan sanksi terhadap jurnalis individu dan organisasi media Rusia. “Sudah terlalu lama RT (Russian Today) dan Sputnik mengaduk-aduk omongan kosong berbahaya yang didandani sebagai berita serius untuk membenarkan invasi Putin ke Ukraina,” kata Menteri Teknologi dan Ekonomi Digital Inggris Chris Philp.
Philp mengatakan, pemerintah Inggris telah melarang siapa pun di negara tersebut melakukan bisnis dengan RT atau Sputnik. “Sekarang kami telah memutuskan untuk menghentikan situs web, akun media sosial, dan aplikasi mereka untuk lebih menyetop penyebaran kebohongan mereka,” ucapnya.
Baca juga : 14 Statistik Mentereng dari Keberhasilan Real Madrid ke Final Liga Champions Musim Ini
Sebelumnya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, dia yakin Ukraina mampu mengalahkan Rusia dalam pertempuran. Johnson memuji keberanian Kiev dalam menenggelamkan mitos bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak terkalahkan. “Saya punya satu pesan untuk Anda hari ini: Ukraina akan menang, Ukraina akan bebas,” kata Johnson saat berbicara kepada anggota parlemen Inggris lewat sambungan video, Selasa (3/5/2022).
Pada kesempatan itu, Johnson turut mengumumkan bantuan militer lebih lanjut ke Ukraina senilai 300 juta poundsterling. Di dalamnya termasuk peralatan perang elektronik dan sistem radar kontra-baterai. “Apa yang disebut kekuatan tak tertahankan dari mesin perang Putin telah merusak objek tak tergoyahkan patriotisme Ukraina dan cinta negara,” katanya.
“Kami akan terus memasok Ukraina, bersama teman-teman Anda yang lain, dengan senjata, dana, dan bantuan kemanusiaan, sampai kita mencapai tujuan jangka panjang kita, yaitu untuk membentengi Ukraina sehingga tidak ada yang berani menyerang kalian lagi,” tutur Johnson menambahkan.
Baca juga : Rusia Bantah Rumor Soal Deklarasikan Perang Terhadap Ukraina